Laman

Kamis, 14 November 2013

KAMI BERKELAHI KARENA BERMAIN







Bagamana cara melerainya?

Saya punya pengalaman:
Saya punya dua anak yang selalu ribut. Seperti Tom and Jery. Tapi, keduanya lebih banyak bersahabatnya dari pada berantemnya. dan saya perhatikan keduanya tidak pernah sengaja berantem. Hanya kebetulan saja bergurau, tetapi berlanjut pada kesialan, sehingaa salah satu anak menangis.

Namanya:
LATIF dan ODI
[fotonya saya lampirkan: sama-sama sehat dan kuat, wajar jika selalu bersaing]

Sore itu,
setelah acara permainan kelar. Anak-anak berhamburan keluar rumah. Mereka langsung bermain di halaman rumah yang banjir karena habis bermain lebat.

JULI:
berteriak: Ayo, kita bantu Pak Guru keringkan lantai. Anak-anak terjun bekerja bakti mengepel.

Dalam kerja itulah. Anak-anak kemudian bermain berseluncur di lantai.
dan:
BRUKKKKKK...tubuh besar ODI menghantam tubuh BESAR LATIF....keduanya terjungkal. Kami tertawa lepas.

Tapi, mendadaka...NGEEEEEEEEEEEEEEEEENGGGGGGGGG
Latif menangis.
Anak-anak berteriak saling menyalahkan.

ODI NAKAL.
BUKAN. TIDAK SENGAJA
KAMU NAKAL.
..

KERIBUTAN: YANG MENANGIS TAMBAH KERAS.

Anak: Pak Guru, Odi nakal.
Odi : Tidak Pak Guru. Tidak Sengaja.
Latif : Nakal Pak Guru.
Saya: Tidak Ada yang Nakal Semuanya Baik.


[SAYA LANGSUNG MERANGKUL KEDUA ANAK ITU. SAYA KATAKAN: KITA ITU SAHABAT, AKAN SELALU BAIK. JADI TADI PASTI ODI TIDAK SENGAJA. TAPI ODI HARUS MEMINTA MAAF]

Odi langsung mengulrkan telapak tangannya:
KEDUANYA BERJABATAN TANGAN

Selesai. Tapi, menangis harus diteruskan dulu biar tuntas:
SEBAB MENANGIS ITU MENCERDASKAN ANAK
karena meluapkan emosi anak
[kata mba
Henie Iqbalqis psikolog]

TAPI:
IBU LATIF...DATANG...DIA MEMBAWA LATIF PULANG.
Saat keluar rumah dengan ibunya dan berpapasan.

IBU : Odi, Nakal.
Latif : Ya, nakal.
...

 


Berlanjut dengan kata-kata yang membuat saya MENANGIS.
Keduanya menghakimi Odi.
SUbhanalloh...

[ODI HANYA DIAM. MENUNDUKKAN KEPALA]

Saya berharap semoga dia tidak menangis. Dan robek hatinya.

Saya: Odi...sini...
Saya langsung mengajak dia masuk rumah juga dengan lainnya.
Kita makan jajan dulu.

[Saya ingin mengalihkan dan menyembuhkan hatinya]

TERIMA KASIH PAK GURU [kata Odi dengan bibir bergetar]

Saya Gagal.

[Saya langsung curhat ke istri. Mengungkapkan keluh kesah:
TIDAK ADA YANG SALAH JIKA ANAK-ANAK BERMAIN DAN MENANGIS. MENANGIS ITU MENCERDASKAN. TAPI, ORANGTUA SERING TIDAK MEMAHAMI. ANAK-ANAK AKAN SEHARI TERTAWA BERSAMA. KEMUDIAN RIBUT LAGI NANGIS LAGI. NAH, MASALAHNYA, JIKA ORANG TUA TIDAK MEMAHAMINYA. DENGAN DALIH MEMBELA ANAK IA MALAH MENDUKUNG ANAKNYA UNTUK MEMBENCI TEMANNYA....]

SAYA TAKUT INI AKAN MEMPOLA SEHINGGA SIFAT DENGKI SESAMA TEMAN AKAN TERWUJUD.

Kami hanya diam hening.

TERLINTAS DI BENAK SAYA:

ODI YANG DIAM MENUNDUKAN KEPALA SAAT DIKATAKAN NAKAL DSB...
PASTI HATINYA PERIH IA MALU DENGAN TEMAN-TEMANNYA.

Ini pelajaran yang kesekian kali dari anak-anak yang belum juga kupecahkan cara mengatasinya.

semoga hal ini jangan sampai dilakukan seorang guru.

KITA HARUS MEMAHAMI BAHWA ANAK JUGA PUNYA HATI:
YANG JIKA SOBEK HATI ITU
PERIHNYA BISA TERASA SAMPAI DEWASA

subhanalloh...


Rabu, 13 November 2013

MENGUSAP KEPALA ATAU MENYENTUH





tanpa saya sadari dua hari saya sudah meluncur ke catatan 15.
[mungkin jika sudah catatan ke-30, bisa saya tawarkan ke penerbit. Tentu dengan diolah lagi]

Ini soal sentuhan tangan.
Awalnya saya anggap ini tidak istimewa. Tapi setelah seorang anak bercerita. Saya jadi tahu ini istimewa dan luar biasa:

seorang anak bercerita:
SAYA SUKA BILA SAAT MAJU DI DEPAN, SAYA GROGI KEMUDIAN PAK URU MEMEGANG KEPALA SAYA DAN BERKATA: AYO, PASTI BISA.

Ada juga yang bercerita:
SAYA SUKA JIKA JALAN DENGAN PAK GURU, SELALU MERANGKUL SAYA

Ada juga yang bercerita:
KALAU NDEMPEL PAK GURU ITU ASIK


Ada juga:
JIKA BERSALAMAN DENGAN PAKGURU SAYA SENANG

Saya menyimpulkan:
BERSENTUHAN SECARA FISIK ANTARA GURU DENGAN ANAK ITU HAL PENTING

Barangkali anak akan memahami ini sebagai bentuk:
KASIH SAYANG

Kita harus menyadari:
Anak dalam kehidupannya banyak bermain. otot-otot motoriknya banyak bekerja keras. Berteriak. Berlari. dan sebagainya. Ini membuat tubuh anak relatif bersuhu panas. dalam keadaan demikian, kata-kata tidak cuku untuk menetralisir suhu tubuh.
Maka anak perlu bersentuhan dengan tubuh atau telapak tangan gurunya. apalagi jika sentuhan telapak tangan itu diikuti dengan kata-kata yang menentramkan hati. efeknya pasti luar biasa.

JANGAN TAKUT NAK. AYO MAJU. KAMU PASTI BISA.
[sambil mengelus rambut anak]

KAMU SUNGGUH PINTAR
[enepuk pundak anak penuh bangga]

ini pasti berefek luar biasa.

Disinilah saya merasakan bahasa kata dan jiwa saya dalam menyayngi anak menyatu. Maka, dalam mengahadapi anak sendiri yang emosinya sedang tinggi, saya sering memeluknya.

Mencoba menyatukan detak jantung saya dengan detak jant7ung anak saya.
biar energi positif saya bisa masuk pada anak sendiri.

inilah hebatnya sentuhan.



sebagai guru jangan merasa jijik dan rugi menyentuh atau mengusah anak didiknya. karena ini menunjukkan sikap kerendah hatiaan dan kebaikan guru pada anak.

Apakah ada orang tua yang menyayangi anaknya tanpa pernah menyentuh anaknya.
PASTI TIDAK ADA.

Meka menyentuh, membelai, mencium telapak tangan adalah bagian aktivitas guru yang tidak boleh dilupakan dalam:

MEMBANGUN KASIH SAYANG DENGAN ANAK

Inilah hebatnya:
BAHASA SENTUHAN



MEMBANTU GURU





Ilmu ini saya dapat dari Guru saya waktu SD. Sosoknya yang baik dan sederhana membuat saya dan teman-teman jadi anak yang berjiwa sosial tinggi untuk dia. Setiap kali di datang ke sekolah dengan sepeda kotor, maka saat jam istirahat:

SAYA DAN TEMAN-TEMAN SELALU MENCUCIKAN SEPEDANYA.

Hampir setiap hari. Terutama saat musim penghujan.

Setelah saya telusuri sebabnya:
DIA SUKA MEMBERI.

Jika kami habis olah raga: dia sering mentraktir es. Jika kami nakal, dia memberi kebaikan pada kami untuk tidak memberi hukuman. Jika kami membolos dia banyak memaafkan kami. Jika kami kesulitan dia sering membantu untuk urusan apapun.



DIA BAIK
DIA SUKA MEMBERI.

Ini pelajaran masa kecil dari GURU yang luar biasa. Maka, saya masih ingat:
SAAT DIA SEDIH KARENA SEKOLAH KAMI DIBOBOL PENCURI. DIA BERDIRI MEMATUNG DAN MENETESKAN AIR MATA. KAMI YANG MELIHAT SEDIHNYA GURU IDOLA KAMI, KAMI PUN IKUT BERKACA-KACA DAN MENANGIS.

Sungguh luar biasa saat itu:
IKATAN YANG KUAT ANTARA GURU DAN MURID

Pelajaran ini saya terapkan pada anak-anak. Saya ingin berbagi. Saya ingin menjadi bagian yang bisa menyelesaikan kesulitan anak [sekalipun baru mampu membantu mengerjakan PR, itu pun minta bantuan Pak Guru Google].

Pokoknya:
SAYA HARUS MEMBANTU
SAYA TIDAK BOLEH MENGHUKUM ANAK

Dan ini memberikan implikasi yang luar biasa. Saat kita memaafkan kesalahan anak. Memaklumi sikap-sikap melanggarnya. Bahkan ketidakmengertiannya. Kita mendapatkan imbalan yang diluar dugaan kita.

Saya selalu terkagum-kagum, misalnya, saat hujan lebat. Halaman rumah banjir. Saya harus bekerja mengelap air. Anak-anak sedang bermain tiba-tiba menghentikan permainannya dan berteriak:

PAK GURU, SAYA BANTU, YA!

Saya hanya tersenyum senang.
Anak-anak langsung berhamburan. Merebut alat pembersih. Dan mereka ramai-ramai memberihkan halaman.

SEKARANG SAYA MALAH BINGUNG DAN BENGONG KARENA TIDAK KEBAGIAN KERJA.

Subhanalloh…

[Sangat salah jika kita mengganggap anak itu selalu menang sendiri. Tidak peka sikap sosialnya. Anak-anak itu luar biasa. Punya kejutan empati yang diluar batas logika orang dewasa]

Saya bahagia.

Berbagai peristiwa saya banyak di tolong anak-anak.
Membersihkan halam rumah, menemani anak dan istri, mengupas buah, merapikan buku-buku…

Dan banyak kejadian yang membuat saya semakin menyayangi anak-anak.

Kenapa bisa demikian?
SAYA TIDAK PASTI JAWABANNYA.

Tapi asumsi saya adalah
KARENA SAYA [BERUSAHA] BERBUAT BAIK PADA ANAK-ANAK
Mereka [anak-anak] yang bahkan dicap paling mbandel pun tetap berbuat baik pada saya.

INILAH ANAK: MEREKA TAHU MEBALAS KEBAIKAN
Maka:
Berbuat baik padanya adalah rahasia untuk:
MENJADIKAN ANAK-ANAK MAU BERBAGI.
BERBUAT BAIK.



TUNJUKAN KEHEBATANMU...






[*] Jika saya mengajar pertama kali: apa yang harus saya lakukan?
tanya teman yang ingin jadi relawan.

Saya menjawab:
TUNJUKAN KEHEBATANMU!

Jika kau guru tari:
TUNJUKAN KEHEBATAN TARIANMU DI HADAPAN ANAK-ANAK. BIAR ANAK BERDECAK KAGUM DENGAN GERAKAN TARIMU.

Jika kau Guru Lukis:
TUNJUKAN CARAMU MELUKIS. SEHINGGA MENGHASILKAN LUKISAN YANG HEBAT. SEHINGGA ANAK-ANAK BERDECAK KAGUM.

Jika kau Guru Perkusi:
TUNJUKAN KEHEBATNMU MEMAINKAN PERKUSI. SAMPAI MENGAHSILKAN IRAMA MUSIK YANG HEBAT. SEHINGGA ANAK_ANAK BERDECAK KAGUM.

Saat anak-anak berdecak kagum, maka saat itu dalam diri anak berkata:
AKU AKAN BELAJAR. BIAR SEPERTI GURUKU

Inilah langkah awal menaklukan anak-anak.
Celakanya, hal ini kurang dipahami guru-guru, bahkan sebaliknya. Guru yang di mata anak-anak itu HEBAT ternyata tidak menunjukkan kehebatannya.

Kita bisa analogkan diri kita sendiri. Jika kita diajar seseorang, maka pertanyaan dasarnya:
APA HEBATNYA DIA DENGAN SAYA, SAMPAI DIA MENGAJAR SAYA.

Bagi orang dewasa barangkali menunjukkan kehebatan terlalu berlebih bisa terjebak dalam narsin. Tapi, bagi anak, tidak demikian.

SEBELUM DILATIH DAN DIAJAR, ANAK HARUS TAHU GURUNYA HEBAT

Jika sudah tahu, maka anak akan semakin bersemangat belajar dan bermainnya.
Ini beda sekali dengan filosofi di sekolah:

DIMANA GURU MENGAJAR SECARA LANGSUNG.
BUKA BUKU.
TERANGKAN
KERJAKAN.

Anak jelas kaget dan bingung. Dan bertanya:
APA MENARIK DAN HEBATNYA GURUKU
ini akan membuat kepercayaan anak pada guru lenyap.

TAHU KENYATAAN INI.
Setiap kali ada guru baru yang mengajar, saya selalu perintahkan:

TUNJUKKAN KEHEBATAN KALIAN DI DEPAN ANAK-ANAK

Guru Nari langsung menari dengan indahnya: Saya dan Anak-anak Melongo kagum. Hati kami langsung berkta: HEBAT! SAYA INGIN BELAJAR!
usai menari kami tepuk tangan senang. kami berkata lagi:

DIA PANTAS MENJADI GURU KAMI

Inilah modal awal mengajar yang penting bagi anak-anak.

Barang kali Anda bertanya:
Kalau saya guru bahasa atau matematika bagaimana?

Gampang:
Buat permaianan matematika yang bisa menunjukkan anada hebat di depan anak-anak.

Dongengkan cerita atau baca puisi yang bisa membuat anak-anak senang.

INILAH KEHEBATAN YANG HARUS KITA KENALKAN DI AWAL DENGAN ANAK-ANAK.

Demi kepercayaan bahwa kita pantas menjadi guru mereka.

INILAH PELAJARAN DAN TUNTUTAN PERTAMA BAGI RELAWAN YANG SAYA UJIKAN.

Kenapa:
Karena anak adalahpribadi yang suka dengan kehebatan. Suka meniru. dan selalu Ingin yang diiru adalah pahlawan:
GURU YANG HEBAT

Maka manfaatkan kenyataan psikologis ini untuk kebrhasilan pembelajaran.

Saat mengajar menulis, misalnya, puisi.
secara spontan saya membaca puisi...membuat ungkapan yang indah...
saat itulah anak-anak terpukau kagum dan biasanya bilang:
PAK GURU HEBAT. PINTAR...

Kenyataan ini membuat fiugur kita sempurna di hadapan anak. dengan kesempurnaan itu kita bisa jadi guru istimewa. selalu jadi idola. dan inilah cara paling ampuh untuk masuk MEMBERI ILMU DAN KREATIVITAS PADA ANAK.