Laman

Selasa, 20 Mei 2014

9. PROSES KREATIF SAYA MENULIS DRAMA "MERAH PUTIH DALAM DADAKU"






Ide saya menulis naskah drama ini berawal saat saya menonton film TANAH SURGA KATANYA. Saya melihat kesatiran hidup anakanak Indonesia yang begitu pilu di perbatasan. TIDAK KENAL lagu kebangsaan dan bendera merah putih sebagai identitas bangsa kita tercinta.

SAYA PUN MENANGIS!

Bagi saya ini mengerikan. Saya pun bertanya dalam hati. Bagaimana dengan anak-anak sekarang. Walaupun versinya berbeda, tetapi saya yakin, intinya sama. Anak-anak sekarang juga luntur KECINTAANNYA PADA MERAH PUTIH. NEGERI TERCINTA KITA.

Langsung saya berikrar dalam hati. SAYA AKAN MEMBUAT PERTUNJUKKAN BUAT ANAK-ANAK TENTANG MERAH PUTIH.

SAYA JUGA MERASA HARUS SEGERA MENANCAPKAN MERAH PUTIH DI RKWK

Aku hanya ingin. Anak-anak RKWK bangga dengan merah putih.

Saya pun segera, mengonsep pementasan yang bikin orang:
MERINDING
MENANGIS
TERHARU

DAN INGAT DENGAN MERAH PUTIH

[saya menulis ini pun dengan linangan airmata dengan diiringi lagu "Gebyar-Gebyar" "Tanah AIrku" dan "Jayalah Indonesia" yang jadi pengiring Drama Merah Putih"]

Dengan perasaan yang sesak. Air mata berlinang. Mengingat negeriku tercinta ini. aku menulis drama singkat tentang MERAH PUTIH.



Aku Membayangkan pementasan:
ANAK-ANAK BERLARI MEMBAWA MERAH PUTIH
MENGIBARKAN DENGAN GAGAH
MENGIKRARKAN JANJINYA UNTUK TERUS KIBARKAN MERAH PUTIH
BERJUANG UNTUK BANGSA

DENGAN AIR MATA ANAK-ANAK YANG MELELEH
DENGAN WAJAH-WAJAH MEREKA YANG TAKJUB PADA MERAH PUTIH
DENGAN SEMANGAT YANG MENGAIRMATA


pelan-pelan aku pun menulis dengan air mata

DIENDING, KUSUGUHKAN JANJI ANAK-ANAK TENTANG CITA-CITA MULIA MEREKA PADA MERAH PUTIH

aku pun semakin tak karuan
membayangkan anak-anak RKWK kelak bisa jadi orang-orang hebat yang bisa memajukan bangsa ini

TAK ADA KEBANGGAN YANG MELUAP DARI SEORANG GURU JIKA MELIHAT ANAK-ANAK DIDIKNYA MENJADI ORANG HEBAT YANG SELALU CINTA DAN MAU BERJUANG UNTUK NEGARANYA

aku tidak kuat menuliskan ini....

WAJAH ANAK-ANAK DIDIKKU
WAJAH NEGERIKU..
MEMBAUR JADI HAL YANG PEDIH SEKALIGUS INDAH...

Walau saya tak merasa berhasil menulis dan mementaskan drama ini. drama pendek dengan dialog pendek karena agar anak-anak tidak lupa...dan tetap ekspresif

tapi, komentar kawan-kawan yang melihat drama ini bilang:
DUH MERINDING
BIKIN PINGIN NAGIS....



saya juga menulisnya dengan bercucuran air mata......
UNTUK NEGERIKU TERCINTA
UNTUK ANAK-ANAK YANG SANGAT KUSAYANGI
UNTUK RELAWAN-RELAWAN YANG SANGAT KUBANGGAKAN

AYO, TERUS BERJUANG
UNTUK NEGERIKU TERCINTAKU

MEMBANGUN INDONESIA DARI DIRII KTA SENDIRI
DARI KAMPUNG SENDIRI
KARENA INILAH YANG KITA BISA


8. TIGA BUAH JERUK PENYELAMAT KAMI



 

Hari itu, saya ingin puasa. Dan saya tahu konsekuensinya: SAYA HARUS MENGAJAR UNTUK ANAK-ANAK YANG BUTUH TENAGA EKSTRA. Tapi bismillah, saya mencoba.

Dan cobaan datang. Saya menunggu anak-anak untuk belajar di RKWK. Tapi, saat pukul empat sore. Masih sepi. Saya melihat anak laki-laki masih main layangan. Anak-anak perempuan masih di rumah. Saya pun mencari murid-murid terbaik saya. Saya panggili satu per satu. Anak-anak pun akhirnya pada berdatangan.

SAYA MENIKMATI BERBURU MURID.

Saat kumpul tim anak-anak RKWK INTI sudah [25-an anak]. Acara bermain menulis dongeng dimulai. Datang 2 tamu istimewa: 10-an mahasiswa Satra Inggris UMP dan 2 Mahasiswi STAIN yang akan dikirim ke Thailand, yang diberi pembekalan di RKWK.

Acara dimualai. Anak-anak dan mahsiswa antusias mengikuti kegiatan kreatif menulis dongeng untuk kecerdasan spasial dan lingusitik. Tapi, saya mencoba semangat dalam kelemesan yang akut. Anak-anak antusias, kecuali yang sudah kelas 6. Tampak lemes dan kecapeka. Saya mengerti. Mereka sedang masa tegang dengan ujian kelulusan.

Saya datangi mereka. Saya ajak berbincang. Tapi, curhat satu anak membuat saya kalang kabut:

KAMI INI INGIN CURHAT. TAPI….KALAU KE PAK GURU TIDAK BERANI. DAN MERASA TIDAK ASYIK. SEBAB PASTI JAWABANNYA: “AH, GAMPANG, BEGINI YA….”  KAMI ITU BOSAN DENGAN JAWABAN SEPERTI ITU…

Saat itu sejujurnya hati saya menangis. Dalam keadaan lemes, saya ternyata belum juga mengerti anak-anak. padahal saya sudah 10 bulan bersama mereka. Saya berdoa dalam hati:
YA, ALLAH, TERNYATA SAYA MASIH BELUM MEMAHAMI ANAK-ANAK. BERIKAN PETUNJUKKMU, AGAR SAYA BISA MEMAHAMI ANAK-ANAK DAN MENYELESAIKAN SETIAPP PERSOALAN YANG DIHADAPI ANAK-ANAK…

Saya dengan lemes dan menahan sabar yang akut, berbicara pelan pada anak-anak yang tidak mau cerita persoalannya:



KALIAN PASTI TAHU, KALAU SAYA SAYANG PADA KALIAN [ANAK-ANAK MENGANGGUK]. DAN KITA PUNYA MIMPI YANG SAMA AGAR RKWK BISA TERUS BERDIRI. TAPI, UNTUK BERDIRI TEGAK DAN HEBAT, KITA BUTUH WAKTU 10 TAHUN. SAMPAI KALIAN BISA MERAIH CITA-CITA. SAAT ITULAH RKWK PASTI AKAN HEBAT.
TAPI, SEMAKIN HEBAT RKWK, PASTI AKAN SEMAKIN BANYAK COBAANNYA. SEPERTI POHON YANG MENJULANG TINGGI. PASTI AKAN SEMAKIN BANYAK DITERPA ANGIN. COBAAN DARI LUAR PASTI DATANG. TAPI, PAK GURU YAKIN, COBAAN DARI LUAR ITU BISA DIATASI.
COBAAN YANG SAYANG BAHAYA BAGI POHON ITU COBAAN DARI DALAM. ADA HAMA. RUSAK. KEMUDIAN POHON TUMBANG. SAMA COBAAN KITA DARI DALAM ADALAH: KESOMBONGAN PAK GURU, KEANGKUHAN PAK GURU, PERMUSUHAN KALIAN, PERPECAHAN KALIAN. ITU BISA BUAT RKWK HANCUR.
MAKA, KALAU ADA MASALAH SOAL KITA. SOAL RKWK. HARUS KITA BICARAKAN….

Anak-anak tetap saja mengatakan:
TETP GAK BISA!

Saya lemes dalam keadaan lemes [naluri buruk saya adalah rasa penasaran yang tinggi dalam segala hal].

Adzan Maghrib berkumandang dari Mushola Sebelah RKWK. Saya segera ke mushola. Hati saya yang penasaran dan lemes harus diredam. Saya serahkan pada-Mu, ya, Allah. Saya merasakan:

MENGELOLA SEKOLAH BUKAN HANYA MENGELOLA PEMBELAJARAN. ADMINISTRASI. MANAJEMEN. TAPI, JUGA MENGELOLA RASA DAN HATI. APALAGI VISI KAMI ADALAH KELUARGA [RUMAH], SEBAGAI TEMPAT ANAK-ANAK BERBAGI IDE, GAGASAN, DAN KELUH KESAH. INILAH BERATNYA. SAAT KAMI HARUS COBA MENANGANGI PERSOALAN ANAK-ANAK. TAPI, INILAH BEDA KAMI DENGAN SEKOLAH LAIN. ANAK-ANAK SANGAT MENIKMATI KEKELUARGAAN KAMI. DAN DARI SINILAH KAMI BISA MENGEMBANGKAN KECERDASAN DAN KEHEBATAN ANAK-ANAK.

Selesai maghrib, saya menemui tamu-tamu. Saya berdiskusi dengan mereka. Saya tidak boleh tampilkan kemuraman diri. Saya guru. Saya harus selalu bisa memotivasi dan menginspirasi mahasiswa dana nak-anak. kita berbincang banyak sampai Isya. Sampai saya lupa saya baru berbuka dengan segelas air putih….

Setelah sholat Isya. Di rumah sudah kumpul anak-anak kelas 6 yang akan belajar bersama dengan kak Anis. Pukul 19.30, usai buka puasa. Saya mendatangi anak-anak. Saya sambil mengupas jeruk saya tak tahu kenapa saya harus menemui anak-anak. sambil bawa jeruk lagi.

Tapi inilah jalan yang ditentukan ALLAH untuk mengatasi masalah ini. Saya duduk diantara anak-anak. Saya bagikan jeruk satu kepada anak-anak bersama-sama. Kita makan jeruk hanya satu cuil. Tapi, nikmat. Istri saya minta mengambil jeruk lagi. Masih ada dua buah. Kita bincang-bincang lagi. Makan jeruk 3 buah untuk 10 orang. Dapat dibayangkan pasti hanya dapat 2 iris saja.

TAPI SANGAT NIKMAT.



Kami berbincang-bincang lagi. Tertawa bersama. Dan bercanda. Anak-anak mulai cair. Saat itulah. Anak-anak bercerita masalah mereka:

MEREKA BERCERITA SEMUANYA. SAYA MENGUBAH DIRI SAYA YANG SEMULA SELALU MENYAMPAIKAN VISI. SEKARANG DIAM. SAYA MENDENGARKAN DENGAN SAKSAMA. ANAK-ANAK PUN BERCERITA SEMUA PERSOALANNYA. SETELAH SELESAI. SAYA MEMBERIKAN SOLUSI DENGAN CARA YANG MENYENANGKAN. ANAK-ANAK SANGAT MENYUKAI. MASALAH ANAK-ANAK PUN TERPECAHKAN. MALAM ITU KAMI SANGAT SENANG….

Tiga buah jeruk yang kami makan beramai-ramai 10 orang telah jadi perantara cara Allah menyatukan saya dengan anak-anak…sungguh bahagia, walau kami hanya makan tiga iris jeruk, tapi kami senang karena irisan-irisan jeruk itu menyatukan hati dan mimpi kami untuk selalu bersatu memajukan diri melalui RKWK… 


7. Mandi di Sungai dengan Anak-anak!


 



Minggu, 4 Mei 2014
Pagi pukul 07.30, anak-anak Rumah Kreatif Wadas Kelir [RKWK] berkunjung untuk bermain bersama dengan Jagad Bocah [JB] dan Banyumas Mengajar [BM]. Anak-anak antusias, saya dan relawan juga senang melihat antusias.

KESENANANGAN KAMI ADALAH SENGANGNYA ANAK-ANAK

Sampai di tempat, anak-anak membaur. Saling berkenalan. Saling unjuk kebolehan. Saling bersahabat. Saling tahu dan mengerti:

ANAK-ANAK MENYUKAI BERMAIN BERSAMA. MELALUI BERMAIN BERSAMA, ANAK-ANAK YANG AWALNYA TAK KENAL JADI AKRAB DAN SALING KENAL.  

Usai unjuk kebolehan dan berkenalan. Anak-anak diajak main ke sungai. Untuk mandi bersama. Bermain bersama.

SUBHANALLAH

Sampai di sungai, saya sendiri jadi lupa:

LUPA BAHWA SAYA SUDAH TUA [SUDAH PUNYA ANAK 3]
LUPA SAYA TIBA-TIBA MELEPAS BAJU [HANYA SINGLETAN SAJA]
LUPA ANAK-ANAK ADA TUGAS KREATIF DAN SAYA HARUS MEMIMPINNYA DENGAN RELAWAN.
LUPA BAHWA SAYA KALAU MANDI DI SUNGAI BISA MERIANG
LUPA….

Sungai di Desa Karangnangka sangat menakjubkan. Saya langsung nyemplung. Anak-anak apa lagi langsung gebyur.

KAMI LUPA SEMUANYA….
Kecuali satu hal:
HABIS MANDI PASTI ENAK MAKANNYA…
[Ha..aha…hahah…]

Semua anak terlibat dalam teriak. Main air, kungkum. Sampai, klelep…..minum air, kemasukan air, dan sengaja buang air…..hahahaha. Semoga saat buang air, tak ada anak-anak yang senagaja atau tidak minum air sungai. Sebab, itu pertanda buruk bagi kesehatan….

Semua sudah jadi satu. Dalam ikatan BERMAIN YANG MENYENANGKAN…

Sungguh indah kebersamaan dan kekeluargaan.
SAYA MERASA TELAH BRHASIL MENCURI WAKTU HIDUP ANAK-ANAK YANG TIDAK BERMANFAAT HARI INI MENJADI BERMANFAAT. INILAH MISI UTAMA SAYA AJAK SEBULAN SEKALI ANAK-ANAK OUT DOOR. SEBAB KENYATAANNYA, SAAT HARI MINGGU ANAK-ANAK LEBIH BANYAK NONTON TV-NYA DARIPADA KEGIATAN YANG BERMANFAAT.

Apakah kegiatan bermain bersama sangat bermanfaat?
PASTI.



Pengakuan anak: Aisah, Juli, Wiwi, Pipit…
“Dulu, saat belum ada RKWK, walaupun kami tetangga, tetapi kami tidak saling kenal, walaupun kami saudara. Sebabnya, usai pulang sekolah kami di rumah terus, nonton tivi, malas untuk main. capai! Tapi setelah ada RKWK, kami capek, tapi asyik bermain bersama itu. Bisa saling kenal teman-teman satu RT….dan kami jadi akrab seperti keluarga….”

Ini paling tidak manfaat bermain bersama dengan anak-anak. Beberapa anak menambahkan:
“Dengan adanya RKWK, kita juga bisa bermain dengan Pak Guru Ganteang [yakin fitnah banget]. Adanya, orangtua mau main sama anak-anak. tapi, kami seneng. Pokoknya Pak Guru tidak boleh pindah rumah lagi [saya kaget, dari mana mereka tahu saya itu manusia purba, hidupnya berpindah-pindah karena alasan ekonomi yang gak jelas hahahah. Tapi saya sudah senang di Wadas Kelir RKWK, semoga bisa terus damping anak-anak untuk jadi generasi terbaik bangsa ini. walaupun kami tahu, kami anak-anak kampong!]. Lebih seneng lagi ketemu dengan mahaisiswa relawan yang hebat-hebat dan ganteng-ganteng, cantik-cantik [mohon jika relawan baca bagian ini jangan bilang sakite, cesss! Karena ini sungguh bener, bukan fitnah, heheh]. Pokoke RKWK, RUMAH KREATIF KITA LAH….”
Sungguh indah pengkuan anak-anak ini. Ini salah satu motivasi saya untuk terus berkarya untuk anak-anak.

INI SEMUA KARENA BERMAIN.
Nah, dalam sungai itu kami bermain sangat indah. Seperti indahnya sungai itu sendiri. Asyiknya bermain kami semua lupa dengan tugas kreatif.
Hahahahaha…
Tapi, saya melihat kepuasan anak-anak RKWK [maklum, selama ini kami hidup di gunung tugel, yang tinggi, dan pengalaman kemarau tahun ini saja, saya tiap pagi ngangsu…hahahah]. Jadi air yang bening sangat memukau kami.
Aisah bilang
KALAU ACARANYA MANDI DI SUNGAI SAYA HARUS IKUT. TRYOUT AKAN SAYA TINGGALKAN. SAYA SEJAK KECIL BELUM PERNAH MANDI DI SUNGAI YANG BENING….
Hebatkan ikrarnya Aisah. Bermain itu indah dan menakjubkan. Mendapat pengalaman yang keren itu impian semua anak. karena dari sinilah anak-anak akan menghayati hidup dalam kebersamaan melalui bermain.

INI LEBIH BERMAKNA DARI APAPUN…

Namun, mandi di sungai ini terasa sebenatar. Alarm sudah berbunyi. Kita harus pulang. Anak-anak kecewa. Karena mereka masih ingin di sungai terus. Sambil menunggu selendangnya di curi pangeran [lohhh]
Beberapa anak protes ke saya
KOK, SEBENTAR! INGIN KE SINI LAGI…

Saya tersenyum buas…membayangkan ke sini lagi bulan depan. Karena saya juga merasakan hal yang sama..
Namun saya ingat bisikkannya Mas Demas [bosnya Banyumas Mengajar], “Kita harus buat anak-anak kurang bermainnya, biar akan terus mau bermain di sungai lagi. Jangan dipuaskan nanti jenuh dan kapok…”
Kata-kata yang keren!
Kami pulang bersama. Penuh canda dan tawa yang membahana ke angkasa. Apakah kalian yang membaca dengar tawa saya. Kalau diterjemahkan tawa anak-anak itu artinya:

ORANGTUA, TOLONG BERI DAN SEDIAKAN RUANG BERMAIN BUAT KAMI. JANGAN SIBUK TERUS. JANGAN HANYA BERIKAN TV DAN GAME. KAMI JUGA INGIN DIKUMPULKAN YANG BANYAK. SEMUA ANAK-ANAK. KEMUDIAN BERI KAMI PERMAINAN YANG MENAKJUBKAN. YANG MEMBUAT KAMI YAKIN BAHWA KAMI. CERDAS. PINTAR. DAN BAIK.
BAHWA KAMI ANAK-ANAK INDONESIA GENERASI TERBAIK BANGSA….



Ini hanya igauan saya. Sumpah. Sebab biasa jadi jeritan anak-anak lebih pedih dari ini.

Saya ucapkan terima kasih kepada Mas Kasito [bosnya Jagad Bocah yang telah korbankan segalanya yang ada di rumah: Pohon Jambu yang kami sikat habis, 3 dus air mineral; nasi satu ember besar; mendoan 100 buah; segalanya sangat banyak sampai kami puas. Semoga ini menjadi awal yang indah untuk terus terperangkap dalam dunia anak-anak. semoga kita bisa hayati ini sebagai bagian hidup dan pengabdian kita untuk bangsa tercinta ini.

Mas Demas & Mba Prita [kenale mung kuwe tok, maklum: saya Pangeran Lupa! Hoaaaakkkkkk]. Terima kasih atas kebaikannya pada kami. Terus menabung recehan kebaikan, supaya bisa pergi haji dengan ONH Pluss. Plussss habis waktunya ngurusi anak-anak…hahaha

Pak Hardi atas kepemimpinannya yang memukau. Saya akan terus mencoba selalu berada di jalur dunia anak-anak, mengikuti jejak beliau.

Relawan dan Kawan mahasiswa lainnya yang keren-keren yang telah sukseskan acara ini.

Saya hentikan tulisan ini, sebab jika terus-terusan, nanti bisa jadi novel ora nggenah…
salam


Jumat, 16 Mei 2014

6. MENCURI WAKTU ANAK-ANAK!






Sabtu, 3 Mei 214
Anak-anak duduk melingkar. Saya menyalami anak-anak. berdoa. Dan kita tertawa bersama. Bermanuver kata:
RKWK?
Anak-anak menjawab: Sakite, Cess!
[Haruse anak-anak menjawab: KREATIF, MBOK…”]
Tapi anak-anak sudah mengubahnya sendiri, ucaan smangat ini! saya hanya tertawa senang.
Tidak apa-apa, itu adalah hasil kreativitas anak-anak.

Saya kemudian mendongeng. Dua dongeng sekaligus. Kesombongan Angka Nol dan Permusuhan Bawang Merah dengan Kentang. Anak-anak mendengarkan dengan senang. Sambil terus berdiskusi dengan anak-anak.
Selanjutnya, Wiwi bertanya:
“Pak Guru, saya mau ngomong, tapi jangan marah, ya….”
Seprti biasanya saya hanya nyengir seperti kambing lihat tulang [Lho..].
“Ayoo, katakana. Harus berni katakan. Pak Guru tak marah, insyaallah..” kataku sok dilomatis seperti calon anggota dewan yang jelas tak akan dipilih rakyat.
“BESOK WIWI, AISAH, PIPIT…TIDAK IKUT OUTDOOR KARENA MAU TRYOUT!”
Saya senyum kembali. Kali ini kayat kucing lihat rumput {he.he].
Sok diplomatis. Saya berkata penuh sayang pada anak-anak:
BEGINI, ANAK-ANAKKU YANG BAIK. RKWK ITU KITA DIRIKAN KARENA KITA INGIN KEGIATAN YANG BERMANFAAT. DARIPADA DI RUMAH 2 JAM KITA NONTON TV, MAIN GAME, NGELAMUN, MAIN LAYANG-LAYANG SAMPAI CENGENG, ATAU MINTA JAJAN BAPAK-IBU. MAKA LEBIH BAIK KITA DI SINI BERMAIN BERAMA. JADI KENAL TEMAN. AKRAB. DAN BISA NULIS,MENARI, MUSIK, DAN BUAT FILM. KAN ASYIK. NAH, INTINYA, KITA ISI HARI YANG BERMANFAT. MAKA JIKA KALIAN TIDAK KE RKWK KARENA KALIAN BELAJAR, MEMBACA, LES, TRYOUT, ITU SAMA SAJA ARTINYA KALIAN DI RKWK. JADI, PAK GURU SENANG DAN TIDAK MARAH….
Anak-anak senang. Sangkin senangnya, Wiwi berteriak: HOREEEEE!
Duh, saya kayakna galak banget apa ya. Sampai pada takut saya marah. Ah, ini pasti karena saya jarang marah. Hahahaha.
Jadi anak-anak takut marah dan keewakan saya. Duh, senengnya…..



Anak-anak pun kemudian tanya kegiatan outdoor di karangnangka besok minggu. Saya cerita:
KEGIATANNYA: KITA KENALAN DENGAN ANAK-ANAK SANA [HOREE: TERIAK ANAK-ANAK]; KEMUDIAN PENTAS DI DEAPAN ANAK-ANAK DAN WARGA [ MATA ANAK-ANAK BERKEDIP-KEDIP SENANG, KARENA ANAK-ANAK JUGA SEPERTI KITA, SELALU BANGGA JIKA BISA TUNJKKAN KHEBATAN]; TERUS MANDI DI SUNGAI BERSMA SAMBIL MENULIS…[ANAK-ANAK MELONCAT]…
Kini giliran yang minta izin bingung.
KITA MAU IKUT SAjA LAH…..NANTI AKAN MELOBI BAPAK-IBU
Teriak anak-anak yang tadi minta izin…

Loh, saya yang bingung…..


Ini yang saa sebut mencuri waktu. Saya masih ingat, dalam diskusi MKP, Mas Eko Praetyo mengatakan: PENDIDIKAN ITU BUKAN HANYA SOAL MENGAJA. TAPI, MNCIPTKN KEBIASAAN YANG BAIK PADA ANAK-ANAK SETIAP HARI. KEBIASAAN BAIK INILAH NANTI YANG AKAN MEMPOLA DAN MEMPRIBADI…INILAH SESUNGGUHNYA PENDIDIKAN…
Pertanyaan yang muncul di hati aya adalah: APA KEBIASAAN ANAK-ANAK SETIAP HAINYA?
Jwaban saya: sekolah, nonton tv, game, tiduran, membaca buku saja pasti jarang. Saya jadi langsung ingin MENCURI WAKTU anak-anak. saya membayangkan:
ANAK-ANAK DI RKWK LIMA HARI DALAM SEMINGG 2 – 3 JAM BERMAiN DAN BELAJAR BERSAMA. INI ARTINA SAYA SUDAH MENCURI WAKTU ANAK-ANAK YANG TIDAK BERMANFAAT MENJADI MANFAAT. DAN RKWK SUDAH 9 BULAN. JADI SUDAH BANYAK JAM YANG SAYA CURI DAN SAYA KURANGI KEBIASAAN JELEK DALAM KEHIDUPAN ANAK-ANAK….KALAU MINGGU, ADA AOUTDOOR, SAYA YAKIN ANAK-ANAK JIKA MINGGU TAK ADA KEGIATAN, MAKA DI RUMAH HANYA NONTON TV [ANAK-ANAK BILANG SENDIRI]….MAKA JIKA ADA KEGIATAN; 5 JAM SAYA MENCURI WAKTU ANAK-ANAK. NANTI SUATU SAAT SAYA YAKIN AKAN JADI POLA YANG BAIK. SAYA JADI INGIN TERUS MENCURI WAKTU DAN PERHATIAN ANAK-ANAK YANG BERMANFAT.. YANG KELAK AKAN MENJADI POLA DAN PRIBADI ANAK YANG BAIK…



Dari sini saya dan relawan, melalui rkwk, punya konsep mencuri waktu. Jika kapitalisme melalui tv dan sejenisnya banyak sekali mencuri waktu hidup kita yang membuat kita anarkis dalam materialism dan asocial dan amoral, maka RKWK harus tumbuh menjadi pencuri waktu yang lihai untuk mencuri waktu hidup anak-anak untuk kebaikan.
Persoalan Ini tiba-tiba mengisi kepala saya.
Sampai saat acara RT-an pun saya sampaikan ke warga masyarakat, dan mereka warga saya yakin memahami konsep saya ini.

SEKARANG SAYA: harus memikirkan pendidikan dalm usaha mncuri waktu keseharian anak-anak untuk pembiasaan yang baik dan reatif, agar anak-anak terus mengisi hidupnya dalam kebaikan karena saya yakin hal inilah nanti yang mempribadikan anak-anak.

RKWK pun hars terus memikirkan dan mengkonsep diri untuk bisa jadi PENCURI WAKTU yang hebat untuk anak-anak.
Saya menyebut pencuri waktu karena saya merasa waktu idup anak-nak sekarang bukan milik pendidikan, tapi milik kapitalisme. Anak-anak 24 jam saya yakin banak waktunya dihabis untuk hal-hal yang berbau kapitalisme. Untuk itu, kita susah untuk merebut seleuuh waktu, untuk itu, KITA HARUS MEMPOSISIKAN DIRI SEBAGAI PENCURI, YANG PELAN-PELAN AKAN TERUS MENCURI WAKTU-WAKTU ANAK-ANAK DALM KEGIATAN YANG IDAK BERMANFAAT BAGI DIRI DAN PERKEMBANGANNYA MENJDI LEBIH BERMANFAAT.

Ayooo, kita siapkan kgiatan buat anak-anak yang menyenangkan dan mengedukasi agar anak-anak bisa keluar dari jebakan waktu yang tidak bermanfaat bagi dirinya.

[terima mas eko prasetyo dan FMKP: Forum Mahasiswa Kependidikan Pogresif atas wacana yang harus saya realisasikan di RKWK]

RKWK saya bayangkan jadi Robinhood: si pencuri yang berpihak pada kebaikan kehidupan yang mempritahinkan, termasuk anak-anak sekarang.

RKWK, KREATI MBOKK!
RKWK, SAKITE, CESS!

RKWK, RUMAH KREATIF KITA!
RKWK, RUMAH KELUARGA KITA!