Laman

Sabtu, 03 Oktober 2015

PENGALAMAN YANG TAK PENTING TAPI SAYA TERHARU-HERU SAYA YANG AWALNYA KELELAHAN DALAM MENGAJAR MENDADAK SEMANGAT BERAPI-API....


Saya ceritakan pengalaman tak penting ini. Saya punya kelas baru. 20 anak-anak dari belum sekolah sampai kelas 1 SD. Jika berangkat semua 20 anak itu ramai.

Tapi, sore ini yang berangkat 12 anak. Saya mengajar sangat kecapekan. Saya mengajari anak-anak berhitung, menyanyi, dan terakhir mendongeng. Saat pelajaran sudah 10 menit berjalan, seorang ibu dengan menggendong anaknya datang.

Ibu itu bercerita:
Duh, capek banget naik turun di jalan menggendong anak. Fatur sakit, tapi tetap maksa berangkat belajar karena hari ini ada jadwal mendongeng.



Ibu lain menimpali:
Kemarin anak saya juga iya. Sakit memaksa untuk datang belajar karena ada materi dongeng Roro Jonggrang.

Saya melirik anak saya. yang sejak pagi badannya hangat. Anak saya juga semangat bersemangat belajar.

Saya hanya terdiam. Ingin meneteskan air mata. Sungguh diluar dugaanku. Niatku mendongeng hanya sebatas hiburan ternyata membuat anak-anak memiliki semangat belajar.

Fatur, anak itu yang sedang sakit, yang biasanya paling aktif, kini tergeletak dalam pangkuan ibunya sambil terus memperhatikan teman-temannya belajar. Sesekali ia tersenyum dan saya memberikan pertanyaan dia pun menjawab dengan antusias.

Inilah kekuatan dongeng. sungguh menakjubkan.
Anak-anak, semoga kelak dewasa kalian tak akan melupakan dongeng-dongeng ini....



Kamis, 03 September 2015

PERMAINAN HARI INI


Menebak Kegiatan Teman
Saya pikir kegiatan belajar ini akan sederhana saja. Tapi, yang sederhana bisa menjadi memukau dan menakjubkan. Indikatornya sederhana. Anak-anak sangat menyukai belajar dan bermain. Padahal kami hanya melakukan kegiatan ini.
Seperti biasa. Lima Belas Menit anak-anak MEMBACA MAJALAH BOBO. Mereka sangat senang. Sambil menunggu teman-teman lainnya datang. Setelah kumpul. Saya membagi kertas kosong. Anak-anak saya beri tugas mengingat kegiatan dan kejadian yang baru dialamai hari ini.



Anak-anak menulis nama dan kegiatan hari ini yang memikat. Ada yang menulis Mandi, Belajar, Bertemu Orang Gila, main Gong, dan sebagainya.
Kertas kemudian dikumpulkan. Dan anak-anak diberi lembar tugas menebak pemilik kegiatan yang saya bacakan satu pers satu.
Yang menebak tepat terbanyak menjadi pemenang. Anak-anak sangat senang dan antusias. Kegiatan ditutup dengan bernyanyi bersama lagu kebangsaan dan berdoa.
Kami sangat senang MEMBACA dan BERMAIN!

Jumat, 10 April 2015

INILAH YANG SAYA SUKA DARI ANAK-ANAK





Semakin lama saya berkecimpung di dunia anak-anak, Saya semakin mencintai satu situasi:

JIKA ANAK-ANAK SEDANG SERIUS ATAU GEMBIRA DALAM BELAJAR ITU INDAH SEKALI MELIHATNYA!

Malam Hari yang ke tujuh saya selalu melihat:
Mafi [anak pertama saya kelas dua MI] duduk serius. Menggambar angry bird. Katanya ia sedang bermain game angry bird dengan digambar sendiri. Jika menang ia akan teriak-teriak. Jika kalah ia akan kecewa. Katanya dia harus menggambar sampai 70 gambar. Tujuh level. Dan malam itu ia sudah menggambar yang ke-40 gambar. Ini bagi saya sangat menakjubkan!

Atau
Sore hari, anak-anak sedang di ajar relawan hebat Feny bahasa Inggris sambil bernyanyi gembira. Anak-anak antusias belajar. Menari dan bernyanyi bahasa Inggris. Saya tersenyum sangat senang.

INILAH BELAJAR SESUNGGUHNYA MENURUT VERSI SAYA.



Sebabnya,
Anak-anak tidak akan lupa peristiwa itu sampai seumur hidupnya. Seperti saya masih ingat saat SD di rumah saya mencoba jadi guru untuk teman-teman saya. Saya masih ingat Ibu saya mengajari saya membaca sambil minum es. Saya masih ingat main petak umpet sambil baca potongan Koran.

SUNGGUH MENAKJUBKAN!

Maka,
Belajar itu bukan serius duduk di meja belajar. Membaca buku setelah dipaksa orangtua atau guru.

Belajar itu,
Anak-anak RKWK datang ke rumah saya. Menyerbu kotak buku. Membacanya ramai-ramai sambil bercanda. Kemudian bersenang-senang. Dan memecahkan suatu masalah.

INILAH BELAJAR VERSI KAMI.
BELAJAR YANG SAYA YAKIN AKAN SELALU DIKENANG ANAK-ANAK SAMPAI KAPANPUN.




Minggu, 05 April 2015

INILAH KEBAHAGIAAN SEDERHANA SAYA BERSAMA ANAK-ANAK RUMAH KREATIF WADAS KELIR




Entah dari mana datang. Energi saya untuk terus bertahan mengelola RKWK sampai saat ini masih terus menyala. Sudah hampir empat tahun lamanya. Suka duka. Putus asa. Kelelahan. Sakit, Kebingungan.Kekurangan Dana. Dikritik. Dipuji. Bercampur aduk jadi satu.

Namun, salah satu hal yang menakjubkan dari anak-anak RKWK adalah:

SAAT SAYA MELIHAT ANAK-ANAK SORE HARI DATANG KE RUMAH SAYA DENGAN MENTENTENG [MEMEGANG] BUKU-BUKU MEMINJAM DI RKWK YANG SUDAH DIBACA…

Ini sungguh indah. Anak-anak desa yang dulu tak bersahabat dengan buku,kini sudah mencintai buku. Setiap hari tak pernah luput untuk membaca. Mulai dari novel, sains, tokoh dunia, sampai mengisi TTS dan SODUKU.

Setiap kali bertemu dengan anak-anak yang memegang buku, saya bertanya:
Apakah bukunya sudah dibaca?
Jawab mereka: Sudah dong!

SUNGGUH INDAH.

Dari sinilah saya meyakini. Buku-buku yang dibaca anak-anak ini akan tertanam kuat dipikirannya. Anak-anak akan terkenang dengan pengalaman membacanya di RKWK. Dan dari buku-buku yang dibaca inilah:

REVOLUSI MENTAL AKAN TERJADI.



Yang saya bayangkan dan impikan. Anak-anak RKWK ini kelak akan sekolah terus. Sampai minimal pada jadi sarjana.Sehingga saya bisa katakana:

RT SAYA YANG SAAT INI TAK ADA KELUARGA MELULUSKAN ANAKNYA JADI SARJANA. KELAK 10 TAHUN LAGI. AKAN LAHIR SARJANA-SARJANA HEBAT. RT SAYA YANG MINUS SARJANA KELAK AKAN SURPLUS SARJANA. DAN SEMUA INI DIMULAI DARI HAL YANG SEDERHANA:

MEMBACA!
Barangkali ini mimpi. Tapi semua harus dimulai dari mimpi. Sebab hanya mimpilah semua bisa diawali untuk menjadi MUNGKIN AKAN TERJADI!

Dari sinilah, program sederhana RKWK adalah sebelum belajar dan bermain: 15 menit kami gunakan untuk membaca!

TERUSLAH MEMBACA ANAK-ANAKKU!

Dan yang mau menyumbangkan buku-buku bacaan [apa saja] silahkan alamatkan ke Rumah Kreatif Wadas Kelir. Sebab Anda berarti ikut berpartisipasi membangun anak-anak bangsa [hehehe]




KENAPA MENDADAK HATI SAYA JADI LEMBUT…




Siang yang terik. Saya hilir mudik dengan istri. Mengurus suatu hal. Yang bagi orang lain sangat sederhana. Tapi, bagi saya sangat penting. Karena ini bukan urusan saya dan keluarga saya. Tapi urusan anak-anak Rumah Kreatif Wadas Kelir. Setelah usai, kami rehat di warung yang sangat sederhana. Mengihlangkan penat. Memanjakan anak yang ikut. Dalam rehat saya berkata pada istri:

KITA HARUS MENIATI INI UNTUK ANAK-ANAK. INI PERJUANGAN YANG HARUS DISYUKURI. KITA MASIH BISA MEMIKIRKAN DAN BEKERJA UNTUK ANAK-ANAK SEKELILING KITA. SEMOGA MEREKA AKAN SENANG DAN BAHAGIA DENGAN HASIL KERJA KERAS SIANG INI.

Saya tak tahu kata-kata itu muncul dari mana. Tapi, melihat anak –istri yang kelelahan kemudian melahap mie ayam yang sudah dimpikannya [sampai menunggu saya pulang dari solo]begitu indah. Melihat Nera meminum jus jeruk kesukaannya rasanya sejuknya terasa di tenggorokan saya.

Saya kemudian berkata dalam hati saya:
RASANYA HATI SAYA KOK LEMBUT SEKALI HARI INI.



Sore harinya, saat bertemu dengan anak-anak. Saya bersalaman. Bagi anak-anak ini pasti biasa. Tapi bagi saya luar biasa. Sebab hari ini saya telah membawa perasaan yang berbeda. Hari ini saya merasa lebih bermakna. Hari ini saya mencoba berikrarkan dalam hati.

SAYA INGIN LEBIH BAIK. INGIN LEBIH SABAR. LEBIH MEMPERHATIKAN. LEBIH TIDAK MENUNTUT. LEBIH MENYERAHKAN ANAK-ANAK PADA PILIHAN-PILIHAN HIDUPNYA.

Saat saya duduk di tengah lingkaran anak-anak. Kemudian ketiga anak saya bergabung. Dan Nera [anak kedua saya] duduk di pangkuan saya. Saya memeluknya erat. Saya merasakan keajaiban. Sebuah ide datang: Saya meminta anak-anak bertanya pada Nera [3 tahun], apa saja. Jika Nera menjawab Iya, maka anak-anak mendapat bintang.

Nera pun dicecar berbagai pertanyaan. Saya pikir Nera akan ketakutan. Tapi, Nera menjawabnya dengan penuh ceria membuat anak-anak tertawa. Dari sini saya melihat:

ADAKALANYA SAYA SEBAGAI GURU DAN ORANGTUA HARUS BISA JADI PENONTON YANG BAIK. PENONTON YANG MELIHAT ANAK-ANAK TUMBUH PENUH KECERIAAN. TANPA HARUS SAYA CAMPUR TANGAN.



Saat itu saya merasakan. Keceriaan. Semakin ceria, saya jadi meyakini satu hal:


SAYA SANGAT MENCINTAI ANAK-ANAK YANG SUDAH MENGHABISKAN WAKTU HAMPIR TIGA TAHUN BERSAMA SAYA…

Siapa Tahu Penting! KONSEP RKWK TENTANG ANAK YANG: CERDAS, KREATIF, DAN BERKARAKTER BAGIAN 1

Simak! Anak-anak kenapa kenapa kita harus cinta pada negeri ini? Tanya saya penuh antusias. Anak-anak berebutan menjawab. Berani tanpa malu. Ada jawaban serius. Guyon penuh tawa. Sampai asal-asalan. Semua senang. Coba memecahkan persoalan dan pertanyaan saya. SEMUA JAWABAN ITU LAHIR DARI SISTEM KOMPUTASI-KOGNITIF OTAK ANAK-ANAK. Inilah yang disebut CERDAS! Cerdas itu adalah kemampuan anak dalam memecahkan masalah dengan menggunakan sistem komputasi-kognitifnya. Dari sini, dalam setiap kegiatan bermain yang diselenggarakan RKWK, kami selalu mengkondisikan anak-anak untuk memecahkan masalah. Anak-anak kita beri persoalan, selanjutnya mereka akan memecahkan persoalan itu sesuai dengan kecerdasannya masing-masing. Dari sini, saya meyakini, belajar di RKWK anak-anak akan semakin CERDAS sesuai dengan BAKAT dan POTENSINYA. Begitu juga di sekolah formal, setiap hari di sekolah anak-anak dibekali ilmu dalam komputasi pikirannya. Anak-anak diberi masalah. Diberi pertanyaan. Tidak tanggung-tanggu, ada LES NGERJAKAN SOAL. Anak-anak di sekolah pasti sangat cerdas. Terbiasa mngerjakan dan memecahkan masalah atau pertanyaan. Anak-anak di sekolah pun cepat sekali mengerjakan soal matematika, bahasa Indonesia, Agama, dan sebagainya. Sebabnya karena mereka sudah terbiasa dalam memecahkan persoalan tersebut. SAYA SANGAT MEYAKINI BAHWA ANAK-ANAK DI SEKOLAH SANGAT CERDAS! TAPI, APAKAH ANAK-ANAK DI SEKOLAH DIAJARKAN KREATIF? Jawaban saya sementara belum. Saya akan membuat tulisan selanjutnya tentang KREATIF dan hubungan CERDAS dengan KREATIF.

Jumat, 13 Maret 2015

ARTI PEMBELAJARAN VERSI SAYA Yang Jelas Salah dan Ngawur, tapi Tak Ada Salahnya Dibaca Sebentar



Saat SD saya punya teman yang sangat jenius. Tapi, dia tampak kejeniusannya saat duduk di SMP. Jadi saat di SD rasanya biasa saja. Dan, saya juga punya teman jenius lainnya saat di bangku kuliah. Tapi, saat duduk di SD – SMA sungguh tak punya prestasi. Saya pun bertanya:

KENAPA BISA DEMIKIAN?
Apakah anak yang di SMP cerdas itu saat di SD tak cerdas?
Apakah anak yang di bangku kuliah cerdas saat SD – SMA tak cerdas?
Tentu saja tidak! Tapi kenapa bisa demikian?

Jawaban awal saya: Ini terjadi karena ada PEMBELAJARAN YANG KELIRU!
Kenapa bisa? Saya coba menjelaskan sedikit!

Banyak buku yang menjelaskan pengertian pembelajaran. Namun, dari berbagi sumber, saya kok meyakini dan menyukai definisi pembelajaran:

SEBAGAI PROSES PENGKONDISIAN BELAJAR!



Saat guru mengajar, tugas utamanya adalah mampu mengkondisikan siswa dan anak-anaknya untuk memberdayakan kecerdasannya dalam belajar memahami materu belajar yang disampaikan guru.

Jadi: jika guru mengajar, tetapi siswa atau anaknya tak ada yang konsentrasi. Pada rebut sendiri. Tidak memperhatikan. Tida ada optimalisasi kecerdasan dalam memahami materi, maka itu namanya BUKAN PEMBELAJARAN! Itu NGOMONG DEWEK-DEWEK.

Barangkali inilah yang terjadi pada kasus di atas. Saat ada anak di SMP cerdas, tetapi di SD biasa, sebab utamanya adalah WAKTU DI SD TAK ADA PEMBELAJARAN YANG MAMPU OPTIMALKAN KECERDASAN ANAK ITU. Begitu juga yang saat kuliah cerdas, tetapi di SD – SMA tak cerdas pun demikian.

SUNGGUH KITA SEBAGAI GURU HARUS HATI-HATI! JANGAN SAMPAI GAGAL MELAKUKAN PEMBELAJARAN! JIKA GAGAL SECAPEK APAPUN KITA MENGAJAR PASTI TAK AKAN BISA OPTIMALKAN KECERDASAN ANAK-ANAK.

Simak ilustrasi ini:
Orang tua sering ingin anaknya belajar. Orangtua pun menyuruh belajar. Adakan les tambahan dan sebagainya. Tapi, di rumah ia hanya marah-marah menyuruh, sedangkan ia sendiri di rumah hanya nonton tivi, ngerumpi, tak sediakan buku-buku, jelas di rumah tak ada PENGKONDISIAN BELAJAR, maka walaupu orangtua memerintah terus SUNGGUH TAK ADA RUNG BELAJAR DI RUMAH ITU.



Tapi:
Jika di rumah orangtua tak pernah menyuruh belajar, tetapi ia selalu membaca buku, menyediakan buku dan alat gambar, tidak main gadget terus, tidak nonton tivi, saya yakin anak dengan sendirinya akan BELAJAR ikutan orangtuanya. Di sini, sekalipun taka da perintah belajar, tapi INILAH RUMAH PEMEBALAJARAN.

Jadi, jika anak-anak kita sekarang tidak suka membaca, tidak suka berhitung, tidak sukan belajar. Sebab utamanya adalah:

MEMANG KITA TELAH GAGAL MEMAHAMI ARTI PEMBELAJARAN
SEPERTI SAYA JELASKAN DI ATAS.

Maka, sepertinya perlu instropeksi diri.
Di sinilah, sumber kegagalah belajar.

Saya masih ingat: di Rumah Kreatif Wadas Kelir[RKWK] anak-anaknya dulu sepertinya kurang minat membaca, tetapi setelah ada perpustakaan, buat aturan siapa yang membaca sepuluh buku dapat hadiah, ada pembiasaan membaca 15 menit sebelum belajar, ada hari membaca, semua dikondisikan membaca.

Hasilnya:
MEMBACA SUDAH JADI KEBIASAAN ANAK-ANAK.
DARI SINILAH PEMBELAJARAN ITU DIMULAI….KELAK ANAK-ANAK TAK AKAN LUPA DENGAN ILMU HASIL BACAANNYA…


Rabu, 11 Maret 2015

MEMBERIKA RUANG KENANGAN DALAM BELAJAR




Seorang anak bercerita:
PAK GURU, SAYA KANGEN DENGAN KEGIATAN RKWK YANG DULU. ADA RENUNGAN YANG BIKIN SAYA MENANGIS. ADA JALAN-JALAN KE PANCURAN PITU. ADA MAIN FILM DI KLATEN-JOGJA YANG RAMAI DAN SERU. WALAUPUN CAPEK TAPI ASYIK. KAPAN KEGIATAN SEPERTI ITU ADALAGI. PINGIN SEPERTI ITU LAGI..

Ini cerita salah seorang anak yang sedang mengingat kegiatan d RKWK yang katanya sangat berkesan. Saya tersenyum senang. Saya berhasil. Saya sejak awal mengkonsep, bermain dan belajar itu:

HARUS BISA MENGHADIRKAN PENGALAMAN YANG MENAKJUBKAN BAGI ANAK

Pengalaman yang akan selalu diingat, dikenang, dan tak terlupakan dalam fase hidupnya. Dalam ingatan yang lama itulah:

PENGALAMAN
PENGETAHUAN
KEBAIKAN
KEBERSAMAAN



Tak akan dilupakan. Saat tak terlupakan, maka belajar memperoleh makna yang sesungguhnya. Makna yang bisa jadi akan mengubah hidup seseorang. Makna yang membuat anak-anak terinspirasi untuk selalu berbuat dalam kebaikan.

Saya pun menjawab cerita anak itu dengan berkata:
JANGAN DIULANG LAGI KEGIATAN ITU. PASTI SUDAH TIDAK SERU LAGI. TAPI, KITA AKAN BUAT KEGIATAN YANG LEBIH HEBAT LAGI..

Anak itu bertanya:
APA LAGI KEGIATANNYA?

Saya menjawab:
KE BALI NAIK KAPAL LAUT ATAU PESAWAT TERBANG BERSAMA-SAMA.

Anak bertanya lagi:
APAKAH BISA?
Saya balik bertanya:
INI SAMA SEPERTI PERTANYAAN DULU, WAKTU PAK GURU BILANG: KITA AKAN KE JOGJA DENGAN GRATIS? DAN KALIAN BERTANYA: APAKAH BISA? NAH, TERNYATA BISA, KAN?



Anak itu berkata:
YA, PASTI BISA. JIKA ADA MIMPI!

Saya tersenyum. Senang bisa mendengar ucapan yang penuh keyakian dan optimism itu. Walapun setelah itu saya diam. Diam dalam harapan:

SEMOGA BISA!

Dari situlah saya menyadari. Apapun itu, dalam pendidikan semua harus dimulai dari mimpi. Membangun visi dan harapan sebelum kemudian beraksi pelan-pelan. Aksi dalam:

MENGHADIRKAN BERBAGAI PENGALAMAN DAN KEGIATAN YANG MENAKJUBKAN SEHINGGA ANAK-ANAK TAK AKAN MELUPAKANNYA SEPANJANG HIDUPNYA.

Di sinilah, salah satu tugas sekolah yang penting adalah:

MEMBERIKAN RUANG KENANGAN DALAM BELAJAR YANG BISA MENGUBAH HIDUP SESEORANG!


Senin, 09 Maret 2015

APAKAH RUMAH KREATIF WADAS KELIR PUNYA UANG? DARI MANA OPERASINALNYA?


Jawaban saya singkat: KAMI TAK PUNYA APA-APA.
Tapi, tak punya apa-apa bukan berarti HARUS MENUNGGU PUNYA DULU. Kami ingin berbuat dulu. Bekerja dulu. Seadanya. Sebisa. Tapi, semaksimal mungkin...
Saya masih ingat:
Pertama kali membuka RKWK,modal saya hanya majalah anak bekas, mainan monopoli [Rp. 15ribu], mainan puzzle [5 ribuan], catur bekas anak saya [20 ribuan], buku-buku aktivitas bekas anak saya. Dari barang-barang yang sering disepelekan itu saya mengumpulkan anak-anak. Saya membuat kompetisi bermain puzzle dan catur.
TERNYATA RAMAI!
Dari kesenangan itulah. Saya mengajak anak-anak untuk bermain di sini [rumah saya] secara rutin. Jadilah seminggu tiga kali kami bermain. Terus anak-anak minta tambahan hari. Saya tambah dua hari. Jadilah setiap Rabu-Minggu kami bermain sudah hampir empat tahun.
TAK KUSANGKA.
Untuk kegiatan, saya dan RKWK tak punya uang. Kami seadanya bermain. MEMBACA BUKU, BERKEBUN, MANDI DI SUNGAI, BERMAIN BAHASA, BERMAIN MATEMATIKA, BERMAIN GERAK, MENGGAMBAR, BUAT FILM, DRAMA, dan sebagainya.
LAMBAT LAUN ANAK-ANAK PROTES:
Kapan alat musiknya ada? Kapan kita bisa wisata? Kapan kita punya kamera shooting yang bagus? Kapan kita diajari komputer? Kapan kita punya mobil RKWK? Kapan kita punya baju seragam?.......
Menanggapi pertanyaan itu: SAYA HANYA TERSENYUM MANIS. TEPAT SENYUM MANIS BUAT-BUATAN. Karena sebenarnya saya juga menginginkan hal itu. TAPI DI DEPAN ANAK-ANAK SAYA HARUS TERUS OPTIMIS.

Saya berkata penuh semangat:
SEMUA PASTI AKAN TERWUJUD. SAYA YAKIN ITU. YANG PENTING KITA TUNJUKKAN KEHEBATAN DAN PRESTASI KITA DULU. JIKA KITA SEMUA HEBAT. PASTI AKAN ADA ORANG BAIK YANG PERCAYA DAN SUKA DENGAN RKWK. DARI SITU SEMUA DIMULAI...INGAT KITA HARUS JADI ANAK-ANAK YANG SELALU BISA MEMBANGGAKAN AYAH-IBU KITA...
Saya ingin mengajarkan BEKERJA DULU. Jangan semua bergantung pada uang. Uang memang segalanya, tapi untuk belajar tanpa uang juga sebenarnya bisa. Asal mau kreatif. Dan anak-anak manggut-manggut.
Tapi, kami ingin wisata juga? seru anak-anak.
Saya Istri dan relawan putar otak. Ketemu jalannya: KAMI ADAKAN SETIAP BULAN KEGIATAN WISATA DENGAN CARA ANAK-ANAK HANYA BAYAR ANGKOT 10 RIBU DAN UANG MASUK 5 RIBU DAN BAWA BEKAL MAKANAN SENDIRI DAN TIDAK BOLEH BAWA UANG.
Sebab:
Saya akan sangat bersedih jika anak-anak harus menanggung uang banyak. Sungguh uang itu mahluk yang harus diberi peringatan HATI-HATI. Sebab tidak semua orang punya uang cukup apalagi melimpah. JAdi sekolah jangan sembarangan memberikan kewajiban iuran seenaknya sendiri.
DAN saya putar otak lagi: Anak-anak menabung setiap harinya, tetapi tidak boleh lebih dari Rp. 1.000,- [sebab saya takut uang nabungnya memberatkan dan bukan diambil dari uang jajannya anak-anak].


TERNYATA PROGRAM ITU SUKSESSS!!!
Sudah hampir dua tahun program ini berjalan.
INDAH...
Dari sinilah, kami akan terus meyakini dan mengajarkan pada anak-anak: HIDUP SEDERHANA!
SEADANYA! JANGAN BERLEBIHAN!
TERUSLAH BERPIKIR SOAL ILMU DAN MASA DEPAN
BUKAN KESENANGAN!
Tapi, Kreativitas tidak boleh mati. Sebab dengan cara-cara kreatif ini sebuah sekolah bosa terus bertahan sekalipun sekolah itu tidak ada uang sama sekali.
KAMI SERING KEBINGUNGAN KARENA SAAT MAU KEGIATAN TAK ADA UANG SAMA SEKALI.
Tapi apapun itu. Semua harus berjalan!
Dari sinilah lambat laun, beberapa orang tua dan masyarakat memberi kami sodakoh yang sangat berharga sehingga kami bisa membeli: alat-alat gambar, buku bacaan, alat-alat tulis, bending karya anak-anak, membuat mading, dan sebagainya.
Saya jadi miris jika mendengar sebuah sekolah:
YANG GURU-GURUNYA BILANG TIDAK BISA ADAKAN KEGIATAN KARENA TIDAK ADA UANG!
anak-anak itu segalanya dari sekolah. anak-anak pun harus selalu diberi kegiatan yang menyenangkan dan mencerdaskan bagaimana pun caranya. ini yang selalu saya kumandangkan di Rumah Kreatif Wadas Kelir.
Tempat Kami Bermimpi
Tempat Kami Bermain
Tempat Kami Belajar
Tempat Mewujudkan Cita-cita Masa Depan


Minggu, 08 Maret 2015

INIKAH TANDA KEGIATAN BERMAIN KAMI DISUKAI ANAK-ANAK DUH, JIKA DEMIKIAN SENANG RASANYA SAYA!




Kata Pak Anies Baswedan:
SEKOLAH YANG BAIK ITU, SEKOLAH YANG MAMPU MEMBUAT ANAK-ANAK DATANG TEPAT WAKTU [KARENA SENANGNYA BERSEKOLAH] DAN SAAT PULANG ANAK-ANAK MERASA ENGGAN [KARENA ASYIKNYA BERSEKOLAH]


MIngg, 8 Maret 2015.
Seperti dalam kurikulum, kegiatan pagi ini adalah AKSI KELI UNTULSEHAT. Kegiatan kami adalah: JALAN DARI RKWK MENUJU TERMINAL KE TAMAN BULU PITU.

Saya sudah katakana: BERANGKAT JAM 06.00. Eh, Pukul 05.30, sudah ramai dan saya malah belum bangun [hahaha]. Saya pun dibangunin [Wkwkwkw]. Saya dimarah-marahi [Wkwkwkw].

PASTI PAK GURU YANG TERLAMBAT!

Saya langsung cuci muka. Ganti baju. Siapp, geraaak! Ayo, berangkat! Kami bergerak. Selama hampir 45 menit kami berjalan kaki beramai-ramai. Hahaha. Ini olahraga sehat yang murah dan gratis.

Anak-anak hanya membawa bekal air dan jajan seadanya. Sampai di Terminal, kami disambut aneka permainan dan kerindangan taman. Sangat menyegarkan. Kami langsung berbaur bermain. Sedangkan saya menikmati Koran Minggu.

Dalam keceriaan, saya bertanya: NANTI SORE PINGIN MASUK ATAU TIDAK?
Serentak anak-anak menjawab: MASUKKKKK, TAPI BELAJAR YANGSANTAI.
Wah, sungguh indah. Kami kebalikannya dengan sekolah, yang tidak ditawarkan libur saja semua anak mintanya libur.



Kami pulang naik Micro ramai-ramai.
Tak terasa, kami sudah mengisi Minggu ini dengan sangat indah. Bersama anak-anak melakukan aksi kecil untuk kesehatan.

Saya jadi terngingang kata PakAnies Baswedan di atas. Semoga ada jalan rizki bagi kami untuk bisa mendirikan sekolah yang menyenangkan buat anak-anak Indonesia.



Mendadak, saat kami dalam micro angkutan, terdengar merdu suara anak-anak sebulan lalu:
PAK GURU, ANDAI RKWK PUNYA MOBIL PASTI INDAH SEKALI….BISA KEMANA-MANA BERSAMA TERUS…

Saya tersenyum. Semoga aka nada jalan untuk mewujudkannya.
Kami bergerak pulang membawa kecapekan yang menyenangkan.





Sabtu, 07 Maret 2015

MENDONGENG ITU UNTUK…



Saya masih ingat puluhan dongeng Bapakku. Mulai dari Kancil, Penjual Ayam, Tukang Bambu, Pendekar Ular dan sebaganya. Saya juga masih ingat gaya bicara, ekspresi wajah, dan kelucuan Bapakku saat bercerita. Dan saya masih ingat, usapan, bisikan, dan pelukan Bapakku saat tubuh kecilku ketakutan dan mengantuk saat mendengarkan dongeng. Semua masih saya ingat, sekalipun tiu sudah lewat 20 tahun lebih!

HEBAT SEKALI MENDONGENG ITU…

Sekarang masalahnya, apakah masih ada kebiasaan mendongeng? Tentu saja jawabannya: MASIH! Tapi, Maaf sebelumnya, mendongeng sekarang bukan lagi mendongeng.



DUH, KOK, BISA!
BAPAK IBU SAYA MEMANG JARANG MENDONGENG
TAPI DI SEKOLAH BAPAK-IBU GURU SAYA MENDONENG!

Ya, tapi pasti mendongengnya garing! Hehehe! Maksudnya, tak punya daya sihir yang hebat seperti Bapak-Ibu. Sekalipun Bapak-Ibu kita mendongengnya seadanya, sedangkan Bapak-Ibu guru luar biasa.

KENAPA BISA BEGITU, YA?

Sebabnya, ini ya?
Bagi saya mendongeng itu satu cara menjalin komukasi yang indah dengan orangtua. Lihat, saat orangtua mendongeng. Beliau memeluk kita. Duduk dan tidur di sampan. Memperhatikan kita. Mengelus rambut kita. Menunjukan ekspresi yang jujur. Dan kita senang menikmati itu. Tak hanya senang pada dongengnya, tapi betapa kita sebagai anak merasa dekat dan bahagia dengan orangtua.

SUNGGUH INDAH.



Nah, masalahnya. Orangtua sekarang sudah sangat sibuk. Anak sudah sangat lelah sekolah dan les jam tambahan. Otak anak hanya ada PR dan tugas. Pusinngg.Guru memang mendongeng di kelas dengan gaya dan teknik yang mumpuni. Tapi, berhasilkah guru menjalin komunikasi kasih saying dengan anak-anak. Maukah guru duduk bersama anak-anak. Memeluknya penuh perhatian. Mengusap kepala muridnya. Memperhatikannya dengan saksama dan jujur.

SANGAT SUSAH!

Guru bisa mendongeng dengan hebat. Tapi komunikasi kasih saying itu taka da. Jadinya,dongeng hanya sebagai hiburan dan pendidikan yang kering. Di sinilah, pelan-pelan bahasa kasih saying dari dongeng yang sebenarnya menghilang. Lenyap.

MENGEMBALIKAN DONGENG ADALAH MENGEMBALIKAN KASIH SAYANG. MENGEMBALIKAN RASA UNTUK SELALU MAU MENDENGARKAN DAN MEMPERATIKAN ANAK. RASA INGIN SELALU MAU BERMAIN DENGAN ANAK. MEMANJAKAN IMAJINASINYA DENGAN KASIH SAYANG.

Ini pengalaman saya mendongeng dengan anak-anak. Saya tak mendongeng dengan gaya dan teknik dan macam-macam. Tapi saya duduk melingkar. Mendengarkan anak-anak. Menceritakan sesuatu yang menakjubkan anak-anak, tertawa bersama.

INILAH BAGI SAYA SEBENARNYA MENDONGENG!
MENCERITAKAN HAL YANG LEBIH MENGUTAMAKAN KASIH SAYANG DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK!


Tulisan ini hanya pengalaman tak penting!


Jumat, 06 Maret 2015

SAAT TV DI RUMAH RUSAK….





Ah, inilah nasib saya sekarang. Nyaris tak pernah nonton TV. TV masih tetap satu jumlahnya. Semakin tua. Buat rebutan tiga anak yang semuanya laki-laki. Usianya tak terlampau jauh. Bisa dibayangkan jadinya. TV semakin cepat pikun dan akhirnya:

RUSAK

Ya, karena perilaku anak bungsuku, TV rusak. Saya dan istri langsung sujud syukur. Anak-anak kami akan terbebas dari kutukan Mba TV. Hahahaha….

Saya jadi penasaran dengan satu hal:
APA YANG AKAN DILAKUKAN ANAK-ANAKKU SAAT TV RUSAK. PADAHAL HAMPIR SETIAP HARI MEREKA BELAJAR DENGAN TV.

Hari pertama, saya menunggu kabar buruk dari anak-anakku yang akan minta TV baru. Tapi, alhamdulilah TIDAK. Saya lega. Dan yang menakjubkan. Siang hari, saat biasanya merekanonoton TV, kini Kakak Beradik Nera dan Mafi sedang bermain mewarnai kereta api Thomas.

Hahaha….



Saya tertawa senang. Hari berikutnya, keduanya main catur, teriak-teriak, guling-gulingan, acting, foto-fotoan, sampai MEMBACA BUKU-BUKU…Duh, jika demikian adanya, seperti lebih baik rumah saya taka da TIVI.

Duh, tapi apa saya kuat???

INILAH SIATUASI BELAJAR YANG INDAH!
Saya sering katakana: PEMBELAJARAN ITU PENGKONDISIAN ANAK BELAJAR.
Dengan taka da TV. Anak-anak melihat ibunya memasak. Melihat saya di depan laptop. Pada akhirnya anak-anak mengikuti kegiatan kami. Disinilah saya telah lumayan berhasil MENGKONDISIKAN ANAK-ANAK BELAJAR. Anak-anak dengan segala kemampuannya mengoptimalkan kecerdasannya dalam memahami permainan dan bacaan yang berguna kelak.

SUNGGUH INDAH, TERUS TIDUR YANG NYENYAK TIVIKU
BANGUNLAH SAAT ANAK-ANAKKU MENGENRTI BAHWA TANPA TV ANAK-ANAK
BISA HIDUP SENANG DAN BAHAGIA.



Kamis, 05 Maret 2015

15 MENIT UNTUK MEMBACA




Di Rumah Kreatif Wadas Kelir [RKWK] sSaya membuat sistem. Sangat sederhana. Sangat biasa. Sangat ringan. Sistemnya adalah:

SEBELUM ACARA BERMAIN DIMULAI 15 MENIT ANAK-ANAK
HARUS MEMBACA BUKU

Jadinya, setiap anak-anak datang, mereka langsung menyerang sebuah kotak plastic yang sudah saya isi buku-buku bacaan. Ada buku peminjaman. Ada daftar buku yang sudah dibaca.

Sekarang anak-anak tak bingung. Yang datang tepat waktu, sambil menunggu temannya datang, anak-anak membaca. Tak berapa lama, dalam sebulan, saya melihat daftar buku yang sudah dibaca:

SETIAP ANAK HAMPIR RATA-RATA SUDAH MEMBACA 5 – 10 BUKU.



Jika anak-anak senang dengan buku yang dibaca, mereka meminjamnya untuk dibawa pulang. Dua hari anak-anak mengembalikan. Akhirnya mereka kecanduan membaca buku.

SUBHANALLOH…

Ini langkah awal yang saya suka. Bulan Maret mereka menagih pada saya:

PAK GURU, KATANYA SETIAP BULAN BUKUNYA GANTI.
SAYA SUDAH BACA SEMUA. GANTI YANG BARU…

Kata seorang anak.

SAYA INGIN BUKU NOVEL. DI PERPUS SUDAH SAYA BACA SEMUA.

Kata anak lagi.



Saya tambah bengong. Bingung. Dari mana lagi saya mendapatkan buku.
Semoga aka nada jalan kembali mendapatkan buku-buku berkualitas untuk anak-anak.

DAN SAYA MEMIMPIKAN ANAK-ANAK MEMBACA BUKU-BUKU PAHLAWAN BANGSA INDONESIA. PALING TIDAK BUKU SEJARAH.

Agar anak-anak semakin mencintai bangsanya sendiri. Negeri Indonesia. Karena SAYA INGIN ANAK-ANAK TAHU SEMUA HAL TENTANG SEJARAH. DAN KEHEBATAN BANGSANYA. SEHINGGA MEREKA BANGGA.

Semoga aka nada jalan mendapatkan buku ini….

SAYA BAHAGIA…
Sebab saya selalu ingat kata-kata saya:

KALIAN BOLEH TIDAK BELAJAR
TAPI HARUS RAJIN MEMBACA

Hahahahaha

Saya meyakini:
KELAK ANAK-ANAK RKWK SAAT SUDAH DEWASA AKAN SELALU INGAT DENGAN BUKU-BUKU YANG SUDAH DIBACANYA DI RKWK. BUKU-BUKU YANG SEMOGA SAJA BISA MENGANTAR MEREKA MENJADI ORANG CERDAS DAN BAIK DI NEGERI INI…BUKU YANG AKAN SELALU DIINGAT ILMU PENEGTAHUANNYA. ILMU YANG AKAN MENYELAMATKAN HIDUP ANAK-ANAK...

Teruslah membaca, walaupun sehari hanya 15 menit….

Saya jadi ingat:
Suatu sore, Nanda [anak RKWK kelas 6] berangkat ke RKWK membawa novel ANAK SEJUTA BINTANG yang lumayan tebal. Saya bertanya padanya: Apakah sudah dibaca? Jawabnya dengan penuh senyum: SUDAH. Saya sangat senang…

SUNGGUH INDAH MELIHAT ANAK-ANAK BERANGKAT KERKWK DENGAN MEMBAWA BUKU YANG SUDAH DIBACANYA….