Laman

Kamis, 07 Januari 2016

SAYA MENYEBUTNYAAIN LOGIKA KREATIF ADU KECEPATAN LOGIKA DENGAN ANAK-ANAK RASAKAN SENSASINYA....




Hujan turun lebat. Tapi, tak menyurutkan semangat anak-anak untuk belajar dan bermain. Saya siapkan seluruh materi bermain dan belajar. Tapi, listrik mati, Bahan pun tidak bisa dicetak.


Wah, saya harus segera improv. Saya masuk kamar mandi. Bersemedi . Menantang otak dan pikiran mencari solusi untuk permainan sore ini. Saya menemukannya.


Usai anak membaca 15 menit. Anak-anak berkumpul duduk melingkar. Saya melontarkan satu kalimat.


HUJAN DERAS INI TIDAK MENYURUTKANKU UNTUK BELAJAR DI RUMAH KREATIF WADAS KELIR.


Anak-anak satu persatu megucapkan kalimat ini [sambil melatih keceoatan ingatan].


Kemudian saya memberi tertanyaan dengan jawaban satu kata yang ada di kalimat yang saya sebutkan:


HURUF?


Anak-anak ramai menjawab?


BELAJAR
BELAJAR
HUJAN
DERAS


Jawaban yang benar BELAJAR sebab saat belajar kita MEMBACA HURUF.





Anak-anak pun paham. Saya pun langsung bermain dengan pertanyaan-pertanyaan dan ingatan kalimat. Coba Anda bisa ikut menebak pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:


[1] Aku pergi ke pasar membelih garm bersama ibu?
Pertanyaan: Tanah?
[2] Untuk merdeka kita harus semangat berjuang untuk kemerdekaan.
Pertanyaan: bergerak?
[3] Aku berjalan pagi hari menuju sungai
Pertanyaan: jarum?
[4] Hujan deras mengguyur kota purwokerto.
Pertanyaan: tanaman?
[5] Aku pergi ke angkasa menggunakan pesawat untuk mengambil bulan
Pertanyaan: tujuan?


AYoooo coba dijawab.
Anak-anak ramai bermain dengan logikanya masing-maising. Tanpa kami sadari hujan reda dua jam kami bermain. Anak-anak pun menuliskan pertanyaan-pertanyaan dalam kalimat-kalimat berlogika.


SUNGGUH MENYENANGKAN!


Silahkan permainan-permainan di RKWK bisa menantang dan orangdewas saja bisa saja kalah dengan anak-anak. Bisa dicoba!


Besok saya akan memainkan permainan ini dalam LOGIKA ANGKA pasti sangat menyenangkan.



Sabtu, 03 Oktober 2015

PENGALAMAN YANG TAK PENTING TAPI SAYA TERHARU-HERU SAYA YANG AWALNYA KELELAHAN DALAM MENGAJAR MENDADAK SEMANGAT BERAPI-API....


Saya ceritakan pengalaman tak penting ini. Saya punya kelas baru. 20 anak-anak dari belum sekolah sampai kelas 1 SD. Jika berangkat semua 20 anak itu ramai.

Tapi, sore ini yang berangkat 12 anak. Saya mengajar sangat kecapekan. Saya mengajari anak-anak berhitung, menyanyi, dan terakhir mendongeng. Saat pelajaran sudah 10 menit berjalan, seorang ibu dengan menggendong anaknya datang.

Ibu itu bercerita:
Duh, capek banget naik turun di jalan menggendong anak. Fatur sakit, tapi tetap maksa berangkat belajar karena hari ini ada jadwal mendongeng.



Ibu lain menimpali:
Kemarin anak saya juga iya. Sakit memaksa untuk datang belajar karena ada materi dongeng Roro Jonggrang.

Saya melirik anak saya. yang sejak pagi badannya hangat. Anak saya juga semangat bersemangat belajar.

Saya hanya terdiam. Ingin meneteskan air mata. Sungguh diluar dugaanku. Niatku mendongeng hanya sebatas hiburan ternyata membuat anak-anak memiliki semangat belajar.

Fatur, anak itu yang sedang sakit, yang biasanya paling aktif, kini tergeletak dalam pangkuan ibunya sambil terus memperhatikan teman-temannya belajar. Sesekali ia tersenyum dan saya memberikan pertanyaan dia pun menjawab dengan antusias.

Inilah kekuatan dongeng. sungguh menakjubkan.
Anak-anak, semoga kelak dewasa kalian tak akan melupakan dongeng-dongeng ini....



Kamis, 03 September 2015

PERMAINAN HARI INI


Menebak Kegiatan Teman
Saya pikir kegiatan belajar ini akan sederhana saja. Tapi, yang sederhana bisa menjadi memukau dan menakjubkan. Indikatornya sederhana. Anak-anak sangat menyukai belajar dan bermain. Padahal kami hanya melakukan kegiatan ini.
Seperti biasa. Lima Belas Menit anak-anak MEMBACA MAJALAH BOBO. Mereka sangat senang. Sambil menunggu teman-teman lainnya datang. Setelah kumpul. Saya membagi kertas kosong. Anak-anak saya beri tugas mengingat kegiatan dan kejadian yang baru dialamai hari ini.



Anak-anak menulis nama dan kegiatan hari ini yang memikat. Ada yang menulis Mandi, Belajar, Bertemu Orang Gila, main Gong, dan sebagainya.
Kertas kemudian dikumpulkan. Dan anak-anak diberi lembar tugas menebak pemilik kegiatan yang saya bacakan satu pers satu.
Yang menebak tepat terbanyak menjadi pemenang. Anak-anak sangat senang dan antusias. Kegiatan ditutup dengan bernyanyi bersama lagu kebangsaan dan berdoa.
Kami sangat senang MEMBACA dan BERMAIN!

Jumat, 10 April 2015

INILAH YANG SAYA SUKA DARI ANAK-ANAK





Semakin lama saya berkecimpung di dunia anak-anak, Saya semakin mencintai satu situasi:

JIKA ANAK-ANAK SEDANG SERIUS ATAU GEMBIRA DALAM BELAJAR ITU INDAH SEKALI MELIHATNYA!

Malam Hari yang ke tujuh saya selalu melihat:
Mafi [anak pertama saya kelas dua MI] duduk serius. Menggambar angry bird. Katanya ia sedang bermain game angry bird dengan digambar sendiri. Jika menang ia akan teriak-teriak. Jika kalah ia akan kecewa. Katanya dia harus menggambar sampai 70 gambar. Tujuh level. Dan malam itu ia sudah menggambar yang ke-40 gambar. Ini bagi saya sangat menakjubkan!

Atau
Sore hari, anak-anak sedang di ajar relawan hebat Feny bahasa Inggris sambil bernyanyi gembira. Anak-anak antusias belajar. Menari dan bernyanyi bahasa Inggris. Saya tersenyum sangat senang.

INILAH BELAJAR SESUNGGUHNYA MENURUT VERSI SAYA.



Sebabnya,
Anak-anak tidak akan lupa peristiwa itu sampai seumur hidupnya. Seperti saya masih ingat saat SD di rumah saya mencoba jadi guru untuk teman-teman saya. Saya masih ingat Ibu saya mengajari saya membaca sambil minum es. Saya masih ingat main petak umpet sambil baca potongan Koran.

SUNGGUH MENAKJUBKAN!

Maka,
Belajar itu bukan serius duduk di meja belajar. Membaca buku setelah dipaksa orangtua atau guru.

Belajar itu,
Anak-anak RKWK datang ke rumah saya. Menyerbu kotak buku. Membacanya ramai-ramai sambil bercanda. Kemudian bersenang-senang. Dan memecahkan suatu masalah.

INILAH BELAJAR VERSI KAMI.
BELAJAR YANG SAYA YAKIN AKAN SELALU DIKENANG ANAK-ANAK SAMPAI KAPANPUN.




Minggu, 05 April 2015

INILAH KEBAHAGIAAN SEDERHANA SAYA BERSAMA ANAK-ANAK RUMAH KREATIF WADAS KELIR




Entah dari mana datang. Energi saya untuk terus bertahan mengelola RKWK sampai saat ini masih terus menyala. Sudah hampir empat tahun lamanya. Suka duka. Putus asa. Kelelahan. Sakit, Kebingungan.Kekurangan Dana. Dikritik. Dipuji. Bercampur aduk jadi satu.

Namun, salah satu hal yang menakjubkan dari anak-anak RKWK adalah:

SAAT SAYA MELIHAT ANAK-ANAK SORE HARI DATANG KE RUMAH SAYA DENGAN MENTENTENG [MEMEGANG] BUKU-BUKU MEMINJAM DI RKWK YANG SUDAH DIBACA…

Ini sungguh indah. Anak-anak desa yang dulu tak bersahabat dengan buku,kini sudah mencintai buku. Setiap hari tak pernah luput untuk membaca. Mulai dari novel, sains, tokoh dunia, sampai mengisi TTS dan SODUKU.

Setiap kali bertemu dengan anak-anak yang memegang buku, saya bertanya:
Apakah bukunya sudah dibaca?
Jawab mereka: Sudah dong!

SUNGGUH INDAH.

Dari sinilah saya meyakini. Buku-buku yang dibaca anak-anak ini akan tertanam kuat dipikirannya. Anak-anak akan terkenang dengan pengalaman membacanya di RKWK. Dan dari buku-buku yang dibaca inilah:

REVOLUSI MENTAL AKAN TERJADI.



Yang saya bayangkan dan impikan. Anak-anak RKWK ini kelak akan sekolah terus. Sampai minimal pada jadi sarjana.Sehingga saya bisa katakana:

RT SAYA YANG SAAT INI TAK ADA KELUARGA MELULUSKAN ANAKNYA JADI SARJANA. KELAK 10 TAHUN LAGI. AKAN LAHIR SARJANA-SARJANA HEBAT. RT SAYA YANG MINUS SARJANA KELAK AKAN SURPLUS SARJANA. DAN SEMUA INI DIMULAI DARI HAL YANG SEDERHANA:

MEMBACA!
Barangkali ini mimpi. Tapi semua harus dimulai dari mimpi. Sebab hanya mimpilah semua bisa diawali untuk menjadi MUNGKIN AKAN TERJADI!

Dari sinilah, program sederhana RKWK adalah sebelum belajar dan bermain: 15 menit kami gunakan untuk membaca!

TERUSLAH MEMBACA ANAK-ANAKKU!

Dan yang mau menyumbangkan buku-buku bacaan [apa saja] silahkan alamatkan ke Rumah Kreatif Wadas Kelir. Sebab Anda berarti ikut berpartisipasi membangun anak-anak bangsa [hehehe]




KENAPA MENDADAK HATI SAYA JADI LEMBUT…




Siang yang terik. Saya hilir mudik dengan istri. Mengurus suatu hal. Yang bagi orang lain sangat sederhana. Tapi, bagi saya sangat penting. Karena ini bukan urusan saya dan keluarga saya. Tapi urusan anak-anak Rumah Kreatif Wadas Kelir. Setelah usai, kami rehat di warung yang sangat sederhana. Mengihlangkan penat. Memanjakan anak yang ikut. Dalam rehat saya berkata pada istri:

KITA HARUS MENIATI INI UNTUK ANAK-ANAK. INI PERJUANGAN YANG HARUS DISYUKURI. KITA MASIH BISA MEMIKIRKAN DAN BEKERJA UNTUK ANAK-ANAK SEKELILING KITA. SEMOGA MEREKA AKAN SENANG DAN BAHAGIA DENGAN HASIL KERJA KERAS SIANG INI.

Saya tak tahu kata-kata itu muncul dari mana. Tapi, melihat anak –istri yang kelelahan kemudian melahap mie ayam yang sudah dimpikannya [sampai menunggu saya pulang dari solo]begitu indah. Melihat Nera meminum jus jeruk kesukaannya rasanya sejuknya terasa di tenggorokan saya.

Saya kemudian berkata dalam hati saya:
RASANYA HATI SAYA KOK LEMBUT SEKALI HARI INI.



Sore harinya, saat bertemu dengan anak-anak. Saya bersalaman. Bagi anak-anak ini pasti biasa. Tapi bagi saya luar biasa. Sebab hari ini saya telah membawa perasaan yang berbeda. Hari ini saya merasa lebih bermakna. Hari ini saya mencoba berikrarkan dalam hati.

SAYA INGIN LEBIH BAIK. INGIN LEBIH SABAR. LEBIH MEMPERHATIKAN. LEBIH TIDAK MENUNTUT. LEBIH MENYERAHKAN ANAK-ANAK PADA PILIHAN-PILIHAN HIDUPNYA.

Saat saya duduk di tengah lingkaran anak-anak. Kemudian ketiga anak saya bergabung. Dan Nera [anak kedua saya] duduk di pangkuan saya. Saya memeluknya erat. Saya merasakan keajaiban. Sebuah ide datang: Saya meminta anak-anak bertanya pada Nera [3 tahun], apa saja. Jika Nera menjawab Iya, maka anak-anak mendapat bintang.

Nera pun dicecar berbagai pertanyaan. Saya pikir Nera akan ketakutan. Tapi, Nera menjawabnya dengan penuh ceria membuat anak-anak tertawa. Dari sini saya melihat:

ADAKALANYA SAYA SEBAGAI GURU DAN ORANGTUA HARUS BISA JADI PENONTON YANG BAIK. PENONTON YANG MELIHAT ANAK-ANAK TUMBUH PENUH KECERIAAN. TANPA HARUS SAYA CAMPUR TANGAN.



Saat itu saya merasakan. Keceriaan. Semakin ceria, saya jadi meyakini satu hal:


SAYA SANGAT MENCINTAI ANAK-ANAK YANG SUDAH MENGHABISKAN WAKTU HAMPIR TIGA TAHUN BERSAMA SAYA…

Siapa Tahu Penting! KONSEP RKWK TENTANG ANAK YANG: CERDAS, KREATIF, DAN BERKARAKTER BAGIAN 1

Simak! Anak-anak kenapa kenapa kita harus cinta pada negeri ini? Tanya saya penuh antusias. Anak-anak berebutan menjawab. Berani tanpa malu. Ada jawaban serius. Guyon penuh tawa. Sampai asal-asalan. Semua senang. Coba memecahkan persoalan dan pertanyaan saya. SEMUA JAWABAN ITU LAHIR DARI SISTEM KOMPUTASI-KOGNITIF OTAK ANAK-ANAK. Inilah yang disebut CERDAS! Cerdas itu adalah kemampuan anak dalam memecahkan masalah dengan menggunakan sistem komputasi-kognitifnya. Dari sini, dalam setiap kegiatan bermain yang diselenggarakan RKWK, kami selalu mengkondisikan anak-anak untuk memecahkan masalah. Anak-anak kita beri persoalan, selanjutnya mereka akan memecahkan persoalan itu sesuai dengan kecerdasannya masing-masing. Dari sini, saya meyakini, belajar di RKWK anak-anak akan semakin CERDAS sesuai dengan BAKAT dan POTENSINYA. Begitu juga di sekolah formal, setiap hari di sekolah anak-anak dibekali ilmu dalam komputasi pikirannya. Anak-anak diberi masalah. Diberi pertanyaan. Tidak tanggung-tanggu, ada LES NGERJAKAN SOAL. Anak-anak di sekolah pasti sangat cerdas. Terbiasa mngerjakan dan memecahkan masalah atau pertanyaan. Anak-anak di sekolah pun cepat sekali mengerjakan soal matematika, bahasa Indonesia, Agama, dan sebagainya. Sebabnya karena mereka sudah terbiasa dalam memecahkan persoalan tersebut. SAYA SANGAT MEYAKINI BAHWA ANAK-ANAK DI SEKOLAH SANGAT CERDAS! TAPI, APAKAH ANAK-ANAK DI SEKOLAH DIAJARKAN KREATIF? Jawaban saya sementara belum. Saya akan membuat tulisan selanjutnya tentang KREATIF dan hubungan CERDAS dengan KREATIF.

Jumat, 13 Maret 2015

ARTI PEMBELAJARAN VERSI SAYA Yang Jelas Salah dan Ngawur, tapi Tak Ada Salahnya Dibaca Sebentar



Saat SD saya punya teman yang sangat jenius. Tapi, dia tampak kejeniusannya saat duduk di SMP. Jadi saat di SD rasanya biasa saja. Dan, saya juga punya teman jenius lainnya saat di bangku kuliah. Tapi, saat duduk di SD – SMA sungguh tak punya prestasi. Saya pun bertanya:

KENAPA BISA DEMIKIAN?
Apakah anak yang di SMP cerdas itu saat di SD tak cerdas?
Apakah anak yang di bangku kuliah cerdas saat SD – SMA tak cerdas?
Tentu saja tidak! Tapi kenapa bisa demikian?

Jawaban awal saya: Ini terjadi karena ada PEMBELAJARAN YANG KELIRU!
Kenapa bisa? Saya coba menjelaskan sedikit!

Banyak buku yang menjelaskan pengertian pembelajaran. Namun, dari berbagi sumber, saya kok meyakini dan menyukai definisi pembelajaran:

SEBAGAI PROSES PENGKONDISIAN BELAJAR!



Saat guru mengajar, tugas utamanya adalah mampu mengkondisikan siswa dan anak-anaknya untuk memberdayakan kecerdasannya dalam belajar memahami materu belajar yang disampaikan guru.

Jadi: jika guru mengajar, tetapi siswa atau anaknya tak ada yang konsentrasi. Pada rebut sendiri. Tidak memperhatikan. Tida ada optimalisasi kecerdasan dalam memahami materi, maka itu namanya BUKAN PEMBELAJARAN! Itu NGOMONG DEWEK-DEWEK.

Barangkali inilah yang terjadi pada kasus di atas. Saat ada anak di SMP cerdas, tetapi di SD biasa, sebab utamanya adalah WAKTU DI SD TAK ADA PEMBELAJARAN YANG MAMPU OPTIMALKAN KECERDASAN ANAK ITU. Begitu juga yang saat kuliah cerdas, tetapi di SD – SMA tak cerdas pun demikian.

SUNGGUH KITA SEBAGAI GURU HARUS HATI-HATI! JANGAN SAMPAI GAGAL MELAKUKAN PEMBELAJARAN! JIKA GAGAL SECAPEK APAPUN KITA MENGAJAR PASTI TAK AKAN BISA OPTIMALKAN KECERDASAN ANAK-ANAK.

Simak ilustrasi ini:
Orang tua sering ingin anaknya belajar. Orangtua pun menyuruh belajar. Adakan les tambahan dan sebagainya. Tapi, di rumah ia hanya marah-marah menyuruh, sedangkan ia sendiri di rumah hanya nonton tivi, ngerumpi, tak sediakan buku-buku, jelas di rumah tak ada PENGKONDISIAN BELAJAR, maka walaupu orangtua memerintah terus SUNGGUH TAK ADA RUNG BELAJAR DI RUMAH ITU.



Tapi:
Jika di rumah orangtua tak pernah menyuruh belajar, tetapi ia selalu membaca buku, menyediakan buku dan alat gambar, tidak main gadget terus, tidak nonton tivi, saya yakin anak dengan sendirinya akan BELAJAR ikutan orangtuanya. Di sini, sekalipun taka da perintah belajar, tapi INILAH RUMAH PEMEBALAJARAN.

Jadi, jika anak-anak kita sekarang tidak suka membaca, tidak suka berhitung, tidak sukan belajar. Sebab utamanya adalah:

MEMANG KITA TELAH GAGAL MEMAHAMI ARTI PEMBELAJARAN
SEPERTI SAYA JELASKAN DI ATAS.

Maka, sepertinya perlu instropeksi diri.
Di sinilah, sumber kegagalah belajar.

Saya masih ingat: di Rumah Kreatif Wadas Kelir[RKWK] anak-anaknya dulu sepertinya kurang minat membaca, tetapi setelah ada perpustakaan, buat aturan siapa yang membaca sepuluh buku dapat hadiah, ada pembiasaan membaca 15 menit sebelum belajar, ada hari membaca, semua dikondisikan membaca.

Hasilnya:
MEMBACA SUDAH JADI KEBIASAAN ANAK-ANAK.
DARI SINILAH PEMBELAJARAN ITU DIMULAI….KELAK ANAK-ANAK TAK AKAN LUPA DENGAN ILMU HASIL BACAANNYA…