Laman

Jumat, 13 Maret 2015

ARTI PEMBELAJARAN VERSI SAYA Yang Jelas Salah dan Ngawur, tapi Tak Ada Salahnya Dibaca Sebentar



Saat SD saya punya teman yang sangat jenius. Tapi, dia tampak kejeniusannya saat duduk di SMP. Jadi saat di SD rasanya biasa saja. Dan, saya juga punya teman jenius lainnya saat di bangku kuliah. Tapi, saat duduk di SD – SMA sungguh tak punya prestasi. Saya pun bertanya:

KENAPA BISA DEMIKIAN?
Apakah anak yang di SMP cerdas itu saat di SD tak cerdas?
Apakah anak yang di bangku kuliah cerdas saat SD – SMA tak cerdas?
Tentu saja tidak! Tapi kenapa bisa demikian?

Jawaban awal saya: Ini terjadi karena ada PEMBELAJARAN YANG KELIRU!
Kenapa bisa? Saya coba menjelaskan sedikit!

Banyak buku yang menjelaskan pengertian pembelajaran. Namun, dari berbagi sumber, saya kok meyakini dan menyukai definisi pembelajaran:

SEBAGAI PROSES PENGKONDISIAN BELAJAR!



Saat guru mengajar, tugas utamanya adalah mampu mengkondisikan siswa dan anak-anaknya untuk memberdayakan kecerdasannya dalam belajar memahami materu belajar yang disampaikan guru.

Jadi: jika guru mengajar, tetapi siswa atau anaknya tak ada yang konsentrasi. Pada rebut sendiri. Tidak memperhatikan. Tida ada optimalisasi kecerdasan dalam memahami materi, maka itu namanya BUKAN PEMBELAJARAN! Itu NGOMONG DEWEK-DEWEK.

Barangkali inilah yang terjadi pada kasus di atas. Saat ada anak di SMP cerdas, tetapi di SD biasa, sebab utamanya adalah WAKTU DI SD TAK ADA PEMBELAJARAN YANG MAMPU OPTIMALKAN KECERDASAN ANAK ITU. Begitu juga yang saat kuliah cerdas, tetapi di SD – SMA tak cerdas pun demikian.

SUNGGUH KITA SEBAGAI GURU HARUS HATI-HATI! JANGAN SAMPAI GAGAL MELAKUKAN PEMBELAJARAN! JIKA GAGAL SECAPEK APAPUN KITA MENGAJAR PASTI TAK AKAN BISA OPTIMALKAN KECERDASAN ANAK-ANAK.

Simak ilustrasi ini:
Orang tua sering ingin anaknya belajar. Orangtua pun menyuruh belajar. Adakan les tambahan dan sebagainya. Tapi, di rumah ia hanya marah-marah menyuruh, sedangkan ia sendiri di rumah hanya nonton tivi, ngerumpi, tak sediakan buku-buku, jelas di rumah tak ada PENGKONDISIAN BELAJAR, maka walaupu orangtua memerintah terus SUNGGUH TAK ADA RUNG BELAJAR DI RUMAH ITU.



Tapi:
Jika di rumah orangtua tak pernah menyuruh belajar, tetapi ia selalu membaca buku, menyediakan buku dan alat gambar, tidak main gadget terus, tidak nonton tivi, saya yakin anak dengan sendirinya akan BELAJAR ikutan orangtuanya. Di sini, sekalipun taka da perintah belajar, tapi INILAH RUMAH PEMEBALAJARAN.

Jadi, jika anak-anak kita sekarang tidak suka membaca, tidak suka berhitung, tidak sukan belajar. Sebab utamanya adalah:

MEMANG KITA TELAH GAGAL MEMAHAMI ARTI PEMBELAJARAN
SEPERTI SAYA JELASKAN DI ATAS.

Maka, sepertinya perlu instropeksi diri.
Di sinilah, sumber kegagalah belajar.

Saya masih ingat: di Rumah Kreatif Wadas Kelir[RKWK] anak-anaknya dulu sepertinya kurang minat membaca, tetapi setelah ada perpustakaan, buat aturan siapa yang membaca sepuluh buku dapat hadiah, ada pembiasaan membaca 15 menit sebelum belajar, ada hari membaca, semua dikondisikan membaca.

Hasilnya:
MEMBACA SUDAH JADI KEBIASAAN ANAK-ANAK.
DARI SINILAH PEMBELAJARAN ITU DIMULAI….KELAK ANAK-ANAK TAK AKAN LUPA DENGAN ILMU HASIL BACAANNYA…


Rabu, 11 Maret 2015

MEMBERIKA RUANG KENANGAN DALAM BELAJAR




Seorang anak bercerita:
PAK GURU, SAYA KANGEN DENGAN KEGIATAN RKWK YANG DULU. ADA RENUNGAN YANG BIKIN SAYA MENANGIS. ADA JALAN-JALAN KE PANCURAN PITU. ADA MAIN FILM DI KLATEN-JOGJA YANG RAMAI DAN SERU. WALAUPUN CAPEK TAPI ASYIK. KAPAN KEGIATAN SEPERTI ITU ADALAGI. PINGIN SEPERTI ITU LAGI..

Ini cerita salah seorang anak yang sedang mengingat kegiatan d RKWK yang katanya sangat berkesan. Saya tersenyum senang. Saya berhasil. Saya sejak awal mengkonsep, bermain dan belajar itu:

HARUS BISA MENGHADIRKAN PENGALAMAN YANG MENAKJUBKAN BAGI ANAK

Pengalaman yang akan selalu diingat, dikenang, dan tak terlupakan dalam fase hidupnya. Dalam ingatan yang lama itulah:

PENGALAMAN
PENGETAHUAN
KEBAIKAN
KEBERSAMAAN



Tak akan dilupakan. Saat tak terlupakan, maka belajar memperoleh makna yang sesungguhnya. Makna yang bisa jadi akan mengubah hidup seseorang. Makna yang membuat anak-anak terinspirasi untuk selalu berbuat dalam kebaikan.

Saya pun menjawab cerita anak itu dengan berkata:
JANGAN DIULANG LAGI KEGIATAN ITU. PASTI SUDAH TIDAK SERU LAGI. TAPI, KITA AKAN BUAT KEGIATAN YANG LEBIH HEBAT LAGI..

Anak itu bertanya:
APA LAGI KEGIATANNYA?

Saya menjawab:
KE BALI NAIK KAPAL LAUT ATAU PESAWAT TERBANG BERSAMA-SAMA.

Anak bertanya lagi:
APAKAH BISA?
Saya balik bertanya:
INI SAMA SEPERTI PERTANYAAN DULU, WAKTU PAK GURU BILANG: KITA AKAN KE JOGJA DENGAN GRATIS? DAN KALIAN BERTANYA: APAKAH BISA? NAH, TERNYATA BISA, KAN?



Anak itu berkata:
YA, PASTI BISA. JIKA ADA MIMPI!

Saya tersenyum. Senang bisa mendengar ucapan yang penuh keyakian dan optimism itu. Walapun setelah itu saya diam. Diam dalam harapan:

SEMOGA BISA!

Dari situlah saya menyadari. Apapun itu, dalam pendidikan semua harus dimulai dari mimpi. Membangun visi dan harapan sebelum kemudian beraksi pelan-pelan. Aksi dalam:

MENGHADIRKAN BERBAGAI PENGALAMAN DAN KEGIATAN YANG MENAKJUBKAN SEHINGGA ANAK-ANAK TAK AKAN MELUPAKANNYA SEPANJANG HIDUPNYA.

Di sinilah, salah satu tugas sekolah yang penting adalah:

MEMBERIKAN RUANG KENANGAN DALAM BELAJAR YANG BISA MENGUBAH HIDUP SESEORANG!


Senin, 09 Maret 2015

APAKAH RUMAH KREATIF WADAS KELIR PUNYA UANG? DARI MANA OPERASINALNYA?


Jawaban saya singkat: KAMI TAK PUNYA APA-APA.
Tapi, tak punya apa-apa bukan berarti HARUS MENUNGGU PUNYA DULU. Kami ingin berbuat dulu. Bekerja dulu. Seadanya. Sebisa. Tapi, semaksimal mungkin...
Saya masih ingat:
Pertama kali membuka RKWK,modal saya hanya majalah anak bekas, mainan monopoli [Rp. 15ribu], mainan puzzle [5 ribuan], catur bekas anak saya [20 ribuan], buku-buku aktivitas bekas anak saya. Dari barang-barang yang sering disepelekan itu saya mengumpulkan anak-anak. Saya membuat kompetisi bermain puzzle dan catur.
TERNYATA RAMAI!
Dari kesenangan itulah. Saya mengajak anak-anak untuk bermain di sini [rumah saya] secara rutin. Jadilah seminggu tiga kali kami bermain. Terus anak-anak minta tambahan hari. Saya tambah dua hari. Jadilah setiap Rabu-Minggu kami bermain sudah hampir empat tahun.
TAK KUSANGKA.
Untuk kegiatan, saya dan RKWK tak punya uang. Kami seadanya bermain. MEMBACA BUKU, BERKEBUN, MANDI DI SUNGAI, BERMAIN BAHASA, BERMAIN MATEMATIKA, BERMAIN GERAK, MENGGAMBAR, BUAT FILM, DRAMA, dan sebagainya.
LAMBAT LAUN ANAK-ANAK PROTES:
Kapan alat musiknya ada? Kapan kita bisa wisata? Kapan kita punya kamera shooting yang bagus? Kapan kita diajari komputer? Kapan kita punya mobil RKWK? Kapan kita punya baju seragam?.......
Menanggapi pertanyaan itu: SAYA HANYA TERSENYUM MANIS. TEPAT SENYUM MANIS BUAT-BUATAN. Karena sebenarnya saya juga menginginkan hal itu. TAPI DI DEPAN ANAK-ANAK SAYA HARUS TERUS OPTIMIS.

Saya berkata penuh semangat:
SEMUA PASTI AKAN TERWUJUD. SAYA YAKIN ITU. YANG PENTING KITA TUNJUKKAN KEHEBATAN DAN PRESTASI KITA DULU. JIKA KITA SEMUA HEBAT. PASTI AKAN ADA ORANG BAIK YANG PERCAYA DAN SUKA DENGAN RKWK. DARI SITU SEMUA DIMULAI...INGAT KITA HARUS JADI ANAK-ANAK YANG SELALU BISA MEMBANGGAKAN AYAH-IBU KITA...
Saya ingin mengajarkan BEKERJA DULU. Jangan semua bergantung pada uang. Uang memang segalanya, tapi untuk belajar tanpa uang juga sebenarnya bisa. Asal mau kreatif. Dan anak-anak manggut-manggut.
Tapi, kami ingin wisata juga? seru anak-anak.
Saya Istri dan relawan putar otak. Ketemu jalannya: KAMI ADAKAN SETIAP BULAN KEGIATAN WISATA DENGAN CARA ANAK-ANAK HANYA BAYAR ANGKOT 10 RIBU DAN UANG MASUK 5 RIBU DAN BAWA BEKAL MAKANAN SENDIRI DAN TIDAK BOLEH BAWA UANG.
Sebab:
Saya akan sangat bersedih jika anak-anak harus menanggung uang banyak. Sungguh uang itu mahluk yang harus diberi peringatan HATI-HATI. Sebab tidak semua orang punya uang cukup apalagi melimpah. JAdi sekolah jangan sembarangan memberikan kewajiban iuran seenaknya sendiri.
DAN saya putar otak lagi: Anak-anak menabung setiap harinya, tetapi tidak boleh lebih dari Rp. 1.000,- [sebab saya takut uang nabungnya memberatkan dan bukan diambil dari uang jajannya anak-anak].


TERNYATA PROGRAM ITU SUKSESSS!!!
Sudah hampir dua tahun program ini berjalan.
INDAH...
Dari sinilah, kami akan terus meyakini dan mengajarkan pada anak-anak: HIDUP SEDERHANA!
SEADANYA! JANGAN BERLEBIHAN!
TERUSLAH BERPIKIR SOAL ILMU DAN MASA DEPAN
BUKAN KESENANGAN!
Tapi, Kreativitas tidak boleh mati. Sebab dengan cara-cara kreatif ini sebuah sekolah bosa terus bertahan sekalipun sekolah itu tidak ada uang sama sekali.
KAMI SERING KEBINGUNGAN KARENA SAAT MAU KEGIATAN TAK ADA UANG SAMA SEKALI.
Tapi apapun itu. Semua harus berjalan!
Dari sinilah lambat laun, beberapa orang tua dan masyarakat memberi kami sodakoh yang sangat berharga sehingga kami bisa membeli: alat-alat gambar, buku bacaan, alat-alat tulis, bending karya anak-anak, membuat mading, dan sebagainya.
Saya jadi miris jika mendengar sebuah sekolah:
YANG GURU-GURUNYA BILANG TIDAK BISA ADAKAN KEGIATAN KARENA TIDAK ADA UANG!
anak-anak itu segalanya dari sekolah. anak-anak pun harus selalu diberi kegiatan yang menyenangkan dan mencerdaskan bagaimana pun caranya. ini yang selalu saya kumandangkan di Rumah Kreatif Wadas Kelir.
Tempat Kami Bermimpi
Tempat Kami Bermain
Tempat Kami Belajar
Tempat Mewujudkan Cita-cita Masa Depan


Minggu, 08 Maret 2015

INIKAH TANDA KEGIATAN BERMAIN KAMI DISUKAI ANAK-ANAK DUH, JIKA DEMIKIAN SENANG RASANYA SAYA!




Kata Pak Anies Baswedan:
SEKOLAH YANG BAIK ITU, SEKOLAH YANG MAMPU MEMBUAT ANAK-ANAK DATANG TEPAT WAKTU [KARENA SENANGNYA BERSEKOLAH] DAN SAAT PULANG ANAK-ANAK MERASA ENGGAN [KARENA ASYIKNYA BERSEKOLAH]


MIngg, 8 Maret 2015.
Seperti dalam kurikulum, kegiatan pagi ini adalah AKSI KELI UNTULSEHAT. Kegiatan kami adalah: JALAN DARI RKWK MENUJU TERMINAL KE TAMAN BULU PITU.

Saya sudah katakana: BERANGKAT JAM 06.00. Eh, Pukul 05.30, sudah ramai dan saya malah belum bangun [hahaha]. Saya pun dibangunin [Wkwkwkw]. Saya dimarah-marahi [Wkwkwkw].

PASTI PAK GURU YANG TERLAMBAT!

Saya langsung cuci muka. Ganti baju. Siapp, geraaak! Ayo, berangkat! Kami bergerak. Selama hampir 45 menit kami berjalan kaki beramai-ramai. Hahaha. Ini olahraga sehat yang murah dan gratis.

Anak-anak hanya membawa bekal air dan jajan seadanya. Sampai di Terminal, kami disambut aneka permainan dan kerindangan taman. Sangat menyegarkan. Kami langsung berbaur bermain. Sedangkan saya menikmati Koran Minggu.

Dalam keceriaan, saya bertanya: NANTI SORE PINGIN MASUK ATAU TIDAK?
Serentak anak-anak menjawab: MASUKKKKK, TAPI BELAJAR YANGSANTAI.
Wah, sungguh indah. Kami kebalikannya dengan sekolah, yang tidak ditawarkan libur saja semua anak mintanya libur.



Kami pulang naik Micro ramai-ramai.
Tak terasa, kami sudah mengisi Minggu ini dengan sangat indah. Bersama anak-anak melakukan aksi kecil untuk kesehatan.

Saya jadi terngingang kata PakAnies Baswedan di atas. Semoga ada jalan rizki bagi kami untuk bisa mendirikan sekolah yang menyenangkan buat anak-anak Indonesia.



Mendadak, saat kami dalam micro angkutan, terdengar merdu suara anak-anak sebulan lalu:
PAK GURU, ANDAI RKWK PUNYA MOBIL PASTI INDAH SEKALI….BISA KEMANA-MANA BERSAMA TERUS…

Saya tersenyum. Semoga aka nada jalan untuk mewujudkannya.
Kami bergerak pulang membawa kecapekan yang menyenangkan.





Sabtu, 07 Maret 2015

MENDONGENG ITU UNTUK…



Saya masih ingat puluhan dongeng Bapakku. Mulai dari Kancil, Penjual Ayam, Tukang Bambu, Pendekar Ular dan sebaganya. Saya juga masih ingat gaya bicara, ekspresi wajah, dan kelucuan Bapakku saat bercerita. Dan saya masih ingat, usapan, bisikan, dan pelukan Bapakku saat tubuh kecilku ketakutan dan mengantuk saat mendengarkan dongeng. Semua masih saya ingat, sekalipun tiu sudah lewat 20 tahun lebih!

HEBAT SEKALI MENDONGENG ITU…

Sekarang masalahnya, apakah masih ada kebiasaan mendongeng? Tentu saja jawabannya: MASIH! Tapi, Maaf sebelumnya, mendongeng sekarang bukan lagi mendongeng.



DUH, KOK, BISA!
BAPAK IBU SAYA MEMANG JARANG MENDONGENG
TAPI DI SEKOLAH BAPAK-IBU GURU SAYA MENDONENG!

Ya, tapi pasti mendongengnya garing! Hehehe! Maksudnya, tak punya daya sihir yang hebat seperti Bapak-Ibu. Sekalipun Bapak-Ibu kita mendongengnya seadanya, sedangkan Bapak-Ibu guru luar biasa.

KENAPA BISA BEGITU, YA?

Sebabnya, ini ya?
Bagi saya mendongeng itu satu cara menjalin komukasi yang indah dengan orangtua. Lihat, saat orangtua mendongeng. Beliau memeluk kita. Duduk dan tidur di sampan. Memperhatikan kita. Mengelus rambut kita. Menunjukan ekspresi yang jujur. Dan kita senang menikmati itu. Tak hanya senang pada dongengnya, tapi betapa kita sebagai anak merasa dekat dan bahagia dengan orangtua.

SUNGGUH INDAH.



Nah, masalahnya. Orangtua sekarang sudah sangat sibuk. Anak sudah sangat lelah sekolah dan les jam tambahan. Otak anak hanya ada PR dan tugas. Pusinngg.Guru memang mendongeng di kelas dengan gaya dan teknik yang mumpuni. Tapi, berhasilkah guru menjalin komunikasi kasih saying dengan anak-anak. Maukah guru duduk bersama anak-anak. Memeluknya penuh perhatian. Mengusap kepala muridnya. Memperhatikannya dengan saksama dan jujur.

SANGAT SUSAH!

Guru bisa mendongeng dengan hebat. Tapi komunikasi kasih saying itu taka da. Jadinya,dongeng hanya sebagai hiburan dan pendidikan yang kering. Di sinilah, pelan-pelan bahasa kasih saying dari dongeng yang sebenarnya menghilang. Lenyap.

MENGEMBALIKAN DONGENG ADALAH MENGEMBALIKAN KASIH SAYANG. MENGEMBALIKAN RASA UNTUK SELALU MAU MENDENGARKAN DAN MEMPERATIKAN ANAK. RASA INGIN SELALU MAU BERMAIN DENGAN ANAK. MEMANJAKAN IMAJINASINYA DENGAN KASIH SAYANG.

Ini pengalaman saya mendongeng dengan anak-anak. Saya tak mendongeng dengan gaya dan teknik dan macam-macam. Tapi saya duduk melingkar. Mendengarkan anak-anak. Menceritakan sesuatu yang menakjubkan anak-anak, tertawa bersama.

INILAH BAGI SAYA SEBENARNYA MENDONGENG!
MENCERITAKAN HAL YANG LEBIH MENGUTAMAKAN KASIH SAYANG DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK!


Tulisan ini hanya pengalaman tak penting!


Jumat, 06 Maret 2015

SAAT TV DI RUMAH RUSAK….





Ah, inilah nasib saya sekarang. Nyaris tak pernah nonton TV. TV masih tetap satu jumlahnya. Semakin tua. Buat rebutan tiga anak yang semuanya laki-laki. Usianya tak terlampau jauh. Bisa dibayangkan jadinya. TV semakin cepat pikun dan akhirnya:

RUSAK

Ya, karena perilaku anak bungsuku, TV rusak. Saya dan istri langsung sujud syukur. Anak-anak kami akan terbebas dari kutukan Mba TV. Hahahaha….

Saya jadi penasaran dengan satu hal:
APA YANG AKAN DILAKUKAN ANAK-ANAKKU SAAT TV RUSAK. PADAHAL HAMPIR SETIAP HARI MEREKA BELAJAR DENGAN TV.

Hari pertama, saya menunggu kabar buruk dari anak-anakku yang akan minta TV baru. Tapi, alhamdulilah TIDAK. Saya lega. Dan yang menakjubkan. Siang hari, saat biasanya merekanonoton TV, kini Kakak Beradik Nera dan Mafi sedang bermain mewarnai kereta api Thomas.

Hahaha….



Saya tertawa senang. Hari berikutnya, keduanya main catur, teriak-teriak, guling-gulingan, acting, foto-fotoan, sampai MEMBACA BUKU-BUKU…Duh, jika demikian adanya, seperti lebih baik rumah saya taka da TIVI.

Duh, tapi apa saya kuat???

INILAH SIATUASI BELAJAR YANG INDAH!
Saya sering katakana: PEMBELAJARAN ITU PENGKONDISIAN ANAK BELAJAR.
Dengan taka da TV. Anak-anak melihat ibunya memasak. Melihat saya di depan laptop. Pada akhirnya anak-anak mengikuti kegiatan kami. Disinilah saya telah lumayan berhasil MENGKONDISIKAN ANAK-ANAK BELAJAR. Anak-anak dengan segala kemampuannya mengoptimalkan kecerdasannya dalam memahami permainan dan bacaan yang berguna kelak.

SUNGGUH INDAH, TERUS TIDUR YANG NYENYAK TIVIKU
BANGUNLAH SAAT ANAK-ANAKKU MENGENRTI BAHWA TANPA TV ANAK-ANAK
BISA HIDUP SENANG DAN BAHAGIA.



Kamis, 05 Maret 2015

15 MENIT UNTUK MEMBACA




Di Rumah Kreatif Wadas Kelir [RKWK] sSaya membuat sistem. Sangat sederhana. Sangat biasa. Sangat ringan. Sistemnya adalah:

SEBELUM ACARA BERMAIN DIMULAI 15 MENIT ANAK-ANAK
HARUS MEMBACA BUKU

Jadinya, setiap anak-anak datang, mereka langsung menyerang sebuah kotak plastic yang sudah saya isi buku-buku bacaan. Ada buku peminjaman. Ada daftar buku yang sudah dibaca.

Sekarang anak-anak tak bingung. Yang datang tepat waktu, sambil menunggu temannya datang, anak-anak membaca. Tak berapa lama, dalam sebulan, saya melihat daftar buku yang sudah dibaca:

SETIAP ANAK HAMPIR RATA-RATA SUDAH MEMBACA 5 – 10 BUKU.



Jika anak-anak senang dengan buku yang dibaca, mereka meminjamnya untuk dibawa pulang. Dua hari anak-anak mengembalikan. Akhirnya mereka kecanduan membaca buku.

SUBHANALLOH…

Ini langkah awal yang saya suka. Bulan Maret mereka menagih pada saya:

PAK GURU, KATANYA SETIAP BULAN BUKUNYA GANTI.
SAYA SUDAH BACA SEMUA. GANTI YANG BARU…

Kata seorang anak.

SAYA INGIN BUKU NOVEL. DI PERPUS SUDAH SAYA BACA SEMUA.

Kata anak lagi.



Saya tambah bengong. Bingung. Dari mana lagi saya mendapatkan buku.
Semoga aka nada jalan kembali mendapatkan buku-buku berkualitas untuk anak-anak.

DAN SAYA MEMIMPIKAN ANAK-ANAK MEMBACA BUKU-BUKU PAHLAWAN BANGSA INDONESIA. PALING TIDAK BUKU SEJARAH.

Agar anak-anak semakin mencintai bangsanya sendiri. Negeri Indonesia. Karena SAYA INGIN ANAK-ANAK TAHU SEMUA HAL TENTANG SEJARAH. DAN KEHEBATAN BANGSANYA. SEHINGGA MEREKA BANGGA.

Semoga aka nada jalan mendapatkan buku ini….

SAYA BAHAGIA…
Sebab saya selalu ingat kata-kata saya:

KALIAN BOLEH TIDAK BELAJAR
TAPI HARUS RAJIN MEMBACA

Hahahahaha

Saya meyakini:
KELAK ANAK-ANAK RKWK SAAT SUDAH DEWASA AKAN SELALU INGAT DENGAN BUKU-BUKU YANG SUDAH DIBACANYA DI RKWK. BUKU-BUKU YANG SEMOGA SAJA BISA MENGANTAR MEREKA MENJADI ORANG CERDAS DAN BAIK DI NEGERI INI…BUKU YANG AKAN SELALU DIINGAT ILMU PENEGTAHUANNYA. ILMU YANG AKAN MENYELAMATKAN HIDUP ANAK-ANAK...

Teruslah membaca, walaupun sehari hanya 15 menit….

Saya jadi ingat:
Suatu sore, Nanda [anak RKWK kelas 6] berangkat ke RKWK membawa novel ANAK SEJUTA BINTANG yang lumayan tebal. Saya bertanya padanya: Apakah sudah dibaca? Jawabnya dengan penuh senyum: SUDAH. Saya sangat senang…

SUNGGUH INDAH MELIHAT ANAK-ANAK BERANGKAT KERKWK DENGAN MEMBAWA BUKU YANG SUDAH DIBACANYA….






Rabu, 04 Maret 2015

INI PERTAMA KALI SAYA SAKIT SETELAH HAMPIR DUA TAHUN LEBIH BERMAIN DENGAN ANAK-ANAK




Ini cerita yang sama sekali tak penting. Kesaksian saya sendiri yang jangan ditiru. Tapi, siapa tahu ada manfaatnya…

Saya sudah mengidap tipes sejak kecil. Kelas 4 SD pernah opname hampir 15 hari. Dan dua dua tahun lalu juga mengalami hal sama. Sebabnya tipes. Bila kecapekan. Makan tak sehat. Maka tipes mengobrak-abrik sistem imun saya. Saya pun ambruk.

Sampai sekarang siklus tipus saya hampir setiap semesternya selalu menimpa saya. Langganan minum obat daric acing pun ritual rutin…

Sejak mengelola RKWK, saya sudah prediksi dalam hati. Sakit tipus saya pasti akan sering menerjang saya. Sebabnya, saya banyak kegiatan. Usai pulang dari kantor, setiap Rabu – Minggu mulai pukul 16.00 – Magrib bahkan malam hari saya harus najar anak-anak. Ini sangat melelahkan. Saya jadi tak kenal acara TV. Jika langsung bau bantal tidur langsung lelap.

Kelelahan ini membuat saya tinggal menunggu waktu untuk kena tipus. Tapi anehnya, sejak opname tipus dua tahun lalu, sampai sekarang saya belum pernah sakit tipus lagi. ANEH, saya jadi ingat pepatah:

JIKA BERTAMU ORANG JOROK, MAKA SEDIAKAN HALAMAN RUMAH YANG BERSIH…



Jika sakit-sakitan karena capek. Sediakan segudang kegiatan yang melelahkan sekalian.

Nah, tapi kali ini sakit itu datang lagi. Tapi, tak kronis. Baru sebatas tand-tanda saja. Tapi, sakit ini sangat indah, sebabnya adalah pengalaman konyol saya dengan anak-anak yang menunjukkan daya tahan tubuh anak-anak lebih hebat dari saya.

Saya dan anak-anak mandi di curug bayan Baturaden. Kami basah kuyup dengan air yang super dingin. Anak-anak berganti baju dengan antrian yang mengekor. Saya tentu saja paling belakang dengan anak-anak laki-laki. Sebab, aturan yang dibuat di RKWK, perempuan harus diutamakan.

Namun, saat hampir girian saya ganti. Anak-anak sudah protes. Mereka ingin segera makan dan berkegiatan selanjutnya. Saya pun tak jadi gandi. Saya lihat beberapa anak juga demikian. Dengan baju luar dalam basah kuyup kami bermain lagi. Sampai hampir siang hari. Dan pulang..

Sampai rumah badan menggigil. Batuk menyerang. Gejala tipus saya rasakan. Saya sangat ketakutan. Tapi, yang saya takutkan bukan sakit saya, tetapi anak-anak. Saya takut ada anak yang sakit karena kegiatan ini. Saya Tanya sana-sini ke anak-anak. Ternyata tidak ada. Saya yang malu.

SAYA SAKIT SENDIRIAN



Bahkan dua anak saya Zaka [1,5 tahun] dan Nera [3 tahun] yang ikut mandi di sungai juga tidak sakit. Saya tertawa sendiri dalam hati. Mentertawakan diri sendiri.

TERNYATA ANAK-ANAK JAUH LEBIH KUAT DAN HEBAT DAYA TAHAN TUBUHNYA DARI SAYA.

Ini sakit yang sangat indah. Sebab saya masih bisa malu dan tertawa sendiri ingat kejadian ini sekalipun sambil batuk-batuk.
Uhhhhuuukkk

Benarkan?

Ini cerita yang tak penting. Maaf telah kecewakan Anda! 


Selasa, 03 Maret 2015

PEMIKIRAN YANG TAK PENTING DI SUNGAI KAMI BELAJAR TOLONG-MENOLONG





[Minggu, 1 Maret 2015: Pkl. 09.00]
Di hadapan anak-anak Rumah Kreatif Wadas Kelir [RKWK] dan relawan membentang Curug Bayan, dengan aliran sungai yang dingin, dan batu-batuan besar berserakan. Tatapan mata anak-anak berbinar. Satu tekadnya: INGIN MANDI.

“Boleh, mandi Pak Guru,” teriak anak-anak.
“Boleh, tapi hati-hati. Relawan berjaga-jaga mendampingi anak-anak!”

Anak-anak antusias. Semuanya nyemplung. Berjalan pelan menaklukan batu-batuan besar dan aliran air. Wajah semua anak bersuka cita. Tantangan satu per satu mereka taklukan dalam TOLONG-MENOLONG yang indah. Saya menyaksikan setiap anak saling membantu temannya untuk bisa menuju tempat paling mengasyikan untuk mandi, yang untuk sampai ke sana harus melewati rintangan derasnya air dan bebatuan.

“Ayo, sini. Jangan takut. Saya bantu!” teriak anak mengajak temannya yang takut.
Anak tersebut kemudian memapah temannya. Menarik. Membimbing. Kemudian keduanya berteriak senang. Telah berhasil menaklukan tantangan dalam kebersamaan: tolong menolong.



DARI SITU SAYA MENYADARI:
Inilah sekolah. Sekolah itu tujuannya utamanya untuk menjadikan anak-anak bersahabat dengan kehidupan. Untuk bisa bersahabat, anak-anak harus cerdas dan berkarakter. Melalui sungai yang menantang: anak-anak belajar memecahkan masalah cara untuk menaklukan sungai yang airnya deras dan berbatu: INI JELAS MENGASAH KECERDASAN, dalam mengasah kecerdasan anak-anak SALING BEKERJA SAMA DAN TOLONG MENOLONG, inilah KARAKTER. Karena dua hal ini, anak-anak pun jadi PEMENANG. Sampai pada tujuan ke tempat yang DIIMPIKAN BERSAMA. Dari sinilah saya memahami SEKOLAH ITU ADALAH ALAM RAYA. Dan sebagai guru harus bisa mendesain ALAM RAYA sebagai sekolah menyenangkan bagi anak-anak untuk menjadikan mereka CERDAS dan BERKARAKTER agar bisa bersahabat dengan kehidupa,



MAKA,
Saya sedih jika sekolah di ruangan itu hanya ngajarkan anak-anak cerdas, dan teori karakter. Tapi, anak-anak tak diajak mengenal kehidupan. Akibatnya, banyak anak cerdas dengan ukuran nilai, tapi saat hidup di rumah mereka sungguh memprihatinkan, tidak bisa bersahabat dengan temannya, egois, tidak peduli lingkungan. Sebabnya, SEKOLAH TAK MENGAJARKAN ANAK-ANAK MENGENAL KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA!


Pemikiran yang tak penting! Ngaco! Dan Keliru!


Senin, 02 Maret 2015

INILAH HASIL GAMBAR KAMI…





Saya masih ingat. Tiga tahun lalu. Saat anak-anak menggambar dan mewarnai. Hasilnya sangat jelek. Salah satu komentar pelukis yang saya mintai pendapat terhadap hasil mewarnaidan gambar anak-anak RKWK adalah:

GAMBAR DAN MEWARNAI INI HARUSNYA DIKUASAI OLEH ANAK KELAS 1 DAN 2 SD…

Padahal gambar yang saya konsultasikan milik anak kelas 5 yang saya anggap paling baik. Duh, saya sedih. Tapi, taka da yang terlambat. Saya harus terus bekerja kerass….Saya pun bekerja keras untuk mengundang para perupa untuk mau mengajar di RKWK, hasilnya, beberaa sudah pernah mengajar. Antara Lain: Mas Era, Mas Made, Mas Ario, dan Mas Dedi....



Karena sentuhan para peruba dan pelukis hebat, perlahan-lahan gambar anak-anak menakjubkan saya. Anak-anak sudah bisa menggambar dengan baik. Karya Anak-anak pun dimuat diberbagai media massa: mulai dari Kompas anak, Majalah Bobo, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakat, dan sebagainya.

TERUS MENGGAMBAR UNTUK MASA DEPAN

ANAK-ANAKKKU


Minggu, 01 Maret 2015

KEGIATAN KAMI... KE CURUG BAYAN BATURADEN...




Sungguh indah. Pagi hari, [Minggu, 1 Maret 2015], Kami mengawali bulan dan pekan dengan menyenangkan. Pukul 07.30 40-an anak dan orangtua sudah kumpul di Rumah Kreatif Wadas Kelir.

Dengan uang Rp. 15.000,-
Kami akan bertamasya denga menyenangkan penuh eduksi dan kekeluargaan.

Dengan angkot yang dipiloti Pak Kusto [Langganagan RKWK] Kami berangkat. Gooooo....Kami penuh sukacita, walaupun gerimis dan mendung menyambut kami.

Sampai di lapangan area Curug Bayan, saya mengurus tiket masuk dan perizinan.Dan, alhamdulilah kami diberi harga spesial. Uang masih cukup aman untuk membayar lainnya.

Kegiatan diawali dengan pemanasan gerakan yang dikomandani Kakak Pecinta Alam SMP Karanglewas dan Relawan Pecinta Alam lainnya. Sungguh indah. Setelah Itu, Kami berjalan menyusuri jalan yang berpanorami selama 10 menit untuk sampai tujuan.

Di Curug Bayan yang indah kami langsung nyemplung ke sungai. Menaklukan bebatuan untuk mandi. Saling menolong dan membantu untk bisa menaklukan curug. Saya sangat senang melihatnya. Gerimis tak menyurutkan kami untuk belajar salaing menolong teman dan bersuka ria.



Selepas itu kami makan siang seadanya dengan bekal yang sudah dibawa. Kami saling bertukar lauk. Menambah nasi. dan Saling bercanda. Sangat indahhhh...

Usai mandi kami main voli balon sampai 20 balon meletus. Kami tertawa. Terjatuh. Ceria. dan Sangat senang. Setelah Itu Kakak-akak Pecinta Alam membuat permain tim memasukan ranting yang diikat ke botol aqua. Kami sangat senang.

Kami pun pulang dengan membawa kenangan indah masa kecil yang saya yakin kelak mereka anak-anak RKWKtak akan melupakannya. Inilah pendidikan seumur hidup. Pendidikan tentang suka cita. Bermain., Saling Berbagi. Menolong. dan Bermain....sungguh indah.



Saya jadi ingat kata Pak Menteri Pendidikan:
SEKOLAH YANG BAIK ITU, SEKOLAH YANG ANAK-ANAKNYA JIKA MAU BERANGKAT SEKOLAH PENUH DENGAN SUKA CITA, DAN PULANGNYA SEDIH KARENA TAK MAU MENINGGALKAN SEKOLAH YANG DISUKAINYA...

Kami berangkat di RKWK dengan penuh suka cita. Bermain di Curug Gede. Dan pulang dengan lelah yang sangat.