Saya masih ingat puluhan dongeng Bapakku. Mulai dari Kancil,
Penjual Ayam, Tukang Bambu, Pendekar Ular dan sebaganya. Saya juga masih ingat
gaya bicara, ekspresi wajah, dan kelucuan Bapakku saat bercerita. Dan saya
masih ingat, usapan, bisikan, dan pelukan Bapakku saat tubuh kecilku ketakutan
dan mengantuk saat mendengarkan dongeng. Semua masih saya ingat, sekalipun tiu
sudah lewat 20 tahun lebih!
HEBAT SEKALI MENDONGENG ITU…
Sekarang masalahnya, apakah masih ada kebiasaan mendongeng?
Tentu saja jawabannya: MASIH! Tapi, Maaf sebelumnya, mendongeng sekarang bukan
lagi mendongeng.
DUH, KOK, BISA!
BAPAK IBU SAYA MEMANG JARANG MENDONGENG
TAPI DI SEKOLAH BAPAK-IBU GURU SAYA MENDONENG!
Ya, tapi pasti mendongengnya garing! Hehehe! Maksudnya, tak
punya daya sihir yang hebat seperti Bapak-Ibu. Sekalipun Bapak-Ibu kita
mendongengnya seadanya, sedangkan Bapak-Ibu guru luar biasa.
KENAPA BISA BEGITU, YA?
Sebabnya, ini ya?
Bagi saya mendongeng itu satu cara menjalin komukasi yang
indah dengan orangtua. Lihat, saat orangtua mendongeng. Beliau memeluk kita.
Duduk dan tidur di sampan. Memperhatikan kita. Mengelus rambut kita. Menunjukan
ekspresi yang jujur. Dan kita senang menikmati itu. Tak hanya senang pada
dongengnya, tapi betapa kita sebagai anak merasa dekat dan bahagia dengan
orangtua.
SUNGGUH INDAH.
Nah, masalahnya. Orangtua sekarang sudah sangat sibuk. Anak
sudah sangat lelah sekolah dan les jam tambahan. Otak anak hanya ada PR dan
tugas. Pusinngg.Guru memang mendongeng di kelas dengan gaya dan teknik yang
mumpuni. Tapi, berhasilkah guru menjalin komunikasi kasih saying dengan
anak-anak. Maukah guru duduk bersama anak-anak. Memeluknya penuh perhatian.
Mengusap kepala muridnya. Memperhatikannya dengan saksama dan jujur.
SANGAT SUSAH!
Guru bisa mendongeng dengan hebat. Tapi komunikasi kasih saying
itu taka da. Jadinya,dongeng hanya sebagai hiburan dan pendidikan yang kering.
Di sinilah, pelan-pelan bahasa kasih saying dari dongeng yang sebenarnya
menghilang. Lenyap.
MENGEMBALIKAN DONGENG ADALAH MENGEMBALIKAN KASIH SAYANG.
MENGEMBALIKAN RASA UNTUK SELALU MAU MENDENGARKAN DAN MEMPERATIKAN ANAK. RASA
INGIN SELALU MAU BERMAIN DENGAN ANAK. MEMANJAKAN IMAJINASINYA DENGAN KASIH
SAYANG.
Ini pengalaman saya mendongeng dengan anak-anak. Saya tak
mendongeng dengan gaya dan teknik dan macam-macam. Tapi saya duduk melingkar.
Mendengarkan anak-anak. Menceritakan sesuatu yang menakjubkan anak-anak,
tertawa bersama.
INILAH BAGI SAYA SEBENARNYA MENDONGENG!
MENCERITAKAN HAL YANG LEBIH MENGUTAMAKAN KASIH SAYANG DALAM
BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK!
Tulisan ini hanya pengalaman tak penting!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar