Laman

Selasa, 20 Mei 2014

8. TIGA BUAH JERUK PENYELAMAT KAMI



 

Hari itu, saya ingin puasa. Dan saya tahu konsekuensinya: SAYA HARUS MENGAJAR UNTUK ANAK-ANAK YANG BUTUH TENAGA EKSTRA. Tapi bismillah, saya mencoba.

Dan cobaan datang. Saya menunggu anak-anak untuk belajar di RKWK. Tapi, saat pukul empat sore. Masih sepi. Saya melihat anak laki-laki masih main layangan. Anak-anak perempuan masih di rumah. Saya pun mencari murid-murid terbaik saya. Saya panggili satu per satu. Anak-anak pun akhirnya pada berdatangan.

SAYA MENIKMATI BERBURU MURID.

Saat kumpul tim anak-anak RKWK INTI sudah [25-an anak]. Acara bermain menulis dongeng dimulai. Datang 2 tamu istimewa: 10-an mahasiswa Satra Inggris UMP dan 2 Mahasiswi STAIN yang akan dikirim ke Thailand, yang diberi pembekalan di RKWK.

Acara dimualai. Anak-anak dan mahsiswa antusias mengikuti kegiatan kreatif menulis dongeng untuk kecerdasan spasial dan lingusitik. Tapi, saya mencoba semangat dalam kelemesan yang akut. Anak-anak antusias, kecuali yang sudah kelas 6. Tampak lemes dan kecapeka. Saya mengerti. Mereka sedang masa tegang dengan ujian kelulusan.

Saya datangi mereka. Saya ajak berbincang. Tapi, curhat satu anak membuat saya kalang kabut:

KAMI INI INGIN CURHAT. TAPI….KALAU KE PAK GURU TIDAK BERANI. DAN MERASA TIDAK ASYIK. SEBAB PASTI JAWABANNYA: “AH, GAMPANG, BEGINI YA….”  KAMI ITU BOSAN DENGAN JAWABAN SEPERTI ITU…

Saat itu sejujurnya hati saya menangis. Dalam keadaan lemes, saya ternyata belum juga mengerti anak-anak. padahal saya sudah 10 bulan bersama mereka. Saya berdoa dalam hati:
YA, ALLAH, TERNYATA SAYA MASIH BELUM MEMAHAMI ANAK-ANAK. BERIKAN PETUNJUKKMU, AGAR SAYA BISA MEMAHAMI ANAK-ANAK DAN MENYELESAIKAN SETIAPP PERSOALAN YANG DIHADAPI ANAK-ANAK…

Saya dengan lemes dan menahan sabar yang akut, berbicara pelan pada anak-anak yang tidak mau cerita persoalannya:



KALIAN PASTI TAHU, KALAU SAYA SAYANG PADA KALIAN [ANAK-ANAK MENGANGGUK]. DAN KITA PUNYA MIMPI YANG SAMA AGAR RKWK BISA TERUS BERDIRI. TAPI, UNTUK BERDIRI TEGAK DAN HEBAT, KITA BUTUH WAKTU 10 TAHUN. SAMPAI KALIAN BISA MERAIH CITA-CITA. SAAT ITULAH RKWK PASTI AKAN HEBAT.
TAPI, SEMAKIN HEBAT RKWK, PASTI AKAN SEMAKIN BANYAK COBAANNYA. SEPERTI POHON YANG MENJULANG TINGGI. PASTI AKAN SEMAKIN BANYAK DITERPA ANGIN. COBAAN DARI LUAR PASTI DATANG. TAPI, PAK GURU YAKIN, COBAAN DARI LUAR ITU BISA DIATASI.
COBAAN YANG SAYANG BAHAYA BAGI POHON ITU COBAAN DARI DALAM. ADA HAMA. RUSAK. KEMUDIAN POHON TUMBANG. SAMA COBAAN KITA DARI DALAM ADALAH: KESOMBONGAN PAK GURU, KEANGKUHAN PAK GURU, PERMUSUHAN KALIAN, PERPECAHAN KALIAN. ITU BISA BUAT RKWK HANCUR.
MAKA, KALAU ADA MASALAH SOAL KITA. SOAL RKWK. HARUS KITA BICARAKAN….

Anak-anak tetap saja mengatakan:
TETP GAK BISA!

Saya lemes dalam keadaan lemes [naluri buruk saya adalah rasa penasaran yang tinggi dalam segala hal].

Adzan Maghrib berkumandang dari Mushola Sebelah RKWK. Saya segera ke mushola. Hati saya yang penasaran dan lemes harus diredam. Saya serahkan pada-Mu, ya, Allah. Saya merasakan:

MENGELOLA SEKOLAH BUKAN HANYA MENGELOLA PEMBELAJARAN. ADMINISTRASI. MANAJEMEN. TAPI, JUGA MENGELOLA RASA DAN HATI. APALAGI VISI KAMI ADALAH KELUARGA [RUMAH], SEBAGAI TEMPAT ANAK-ANAK BERBAGI IDE, GAGASAN, DAN KELUH KESAH. INILAH BERATNYA. SAAT KAMI HARUS COBA MENANGANGI PERSOALAN ANAK-ANAK. TAPI, INILAH BEDA KAMI DENGAN SEKOLAH LAIN. ANAK-ANAK SANGAT MENIKMATI KEKELUARGAAN KAMI. DAN DARI SINILAH KAMI BISA MENGEMBANGKAN KECERDASAN DAN KEHEBATAN ANAK-ANAK.

Selesai maghrib, saya menemui tamu-tamu. Saya berdiskusi dengan mereka. Saya tidak boleh tampilkan kemuraman diri. Saya guru. Saya harus selalu bisa memotivasi dan menginspirasi mahasiswa dana nak-anak. kita berbincang banyak sampai Isya. Sampai saya lupa saya baru berbuka dengan segelas air putih….

Setelah sholat Isya. Di rumah sudah kumpul anak-anak kelas 6 yang akan belajar bersama dengan kak Anis. Pukul 19.30, usai buka puasa. Saya mendatangi anak-anak. Saya sambil mengupas jeruk saya tak tahu kenapa saya harus menemui anak-anak. sambil bawa jeruk lagi.

Tapi inilah jalan yang ditentukan ALLAH untuk mengatasi masalah ini. Saya duduk diantara anak-anak. Saya bagikan jeruk satu kepada anak-anak bersama-sama. Kita makan jeruk hanya satu cuil. Tapi, nikmat. Istri saya minta mengambil jeruk lagi. Masih ada dua buah. Kita bincang-bincang lagi. Makan jeruk 3 buah untuk 10 orang. Dapat dibayangkan pasti hanya dapat 2 iris saja.

TAPI SANGAT NIKMAT.



Kami berbincang-bincang lagi. Tertawa bersama. Dan bercanda. Anak-anak mulai cair. Saat itulah. Anak-anak bercerita masalah mereka:

MEREKA BERCERITA SEMUANYA. SAYA MENGUBAH DIRI SAYA YANG SEMULA SELALU MENYAMPAIKAN VISI. SEKARANG DIAM. SAYA MENDENGARKAN DENGAN SAKSAMA. ANAK-ANAK PUN BERCERITA SEMUA PERSOALANNYA. SETELAH SELESAI. SAYA MEMBERIKAN SOLUSI DENGAN CARA YANG MENYENANGKAN. ANAK-ANAK SANGAT MENYUKAI. MASALAH ANAK-ANAK PUN TERPECAHKAN. MALAM ITU KAMI SANGAT SENANG….

Tiga buah jeruk yang kami makan beramai-ramai 10 orang telah jadi perantara cara Allah menyatukan saya dengan anak-anak…sungguh bahagia, walau kami hanya makan tiga iris jeruk, tapi kami senang karena irisan-irisan jeruk itu menyatukan hati dan mimpi kami untuk selalu bersatu memajukan diri melalui RKWK… 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar