Hari itu, saya ingin puasa. Dan
saya tahu konsekuensinya: SAYA HARUS MENGAJAR UNTUK ANAK-ANAK YANG BUTUH TENAGA
EKSTRA. Tapi bismillah, saya mencoba.
Dan cobaan datang. Saya
menunggu anak-anak untuk belajar di RKWK. Tapi, saat pukul empat sore. Masih
sepi. Saya melihat anak laki-laki masih main layangan. Anak-anak perempuan
masih di rumah. Saya pun mencari murid-murid terbaik saya. Saya panggili satu
per satu. Anak-anak pun akhirnya pada berdatangan.
SAYA MENIKMATI BERBURU MURID.
Saat kumpul tim anak-anak RKWK
INTI sudah [25-an anak]. Acara bermain menulis dongeng dimulai. Datang 2 tamu
istimewa: 10-an mahasiswa Satra Inggris UMP dan 2 Mahasiswi STAIN yang akan
dikirim ke Thailand, yang diberi pembekalan di RKWK.
Acara dimualai. Anak-anak dan
mahsiswa antusias mengikuti kegiatan kreatif menulis dongeng untuk kecerdasan
spasial dan lingusitik. Tapi, saya mencoba semangat dalam kelemesan yang akut.
Anak-anak antusias, kecuali yang sudah kelas 6. Tampak lemes dan kecapeka. Saya
mengerti. Mereka sedang masa tegang dengan ujian kelulusan.
Saya datangi mereka. Saya ajak
berbincang. Tapi, curhat satu anak membuat saya kalang kabut:
KAMI INI INGIN CURHAT.
TAPI….KALAU KE PAK GURU TIDAK BERANI. DAN MERASA TIDAK ASYIK. SEBAB PASTI
JAWABANNYA: “AH, GAMPANG, BEGINI YA….”
KAMI ITU BOSAN DENGAN JAWABAN SEPERTI ITU…
Saat itu sejujurnya hati saya
menangis. Dalam keadaan lemes, saya ternyata belum juga mengerti anak-anak.
padahal saya sudah 10 bulan bersama mereka. Saya berdoa dalam hati:
YA, ALLAH, TERNYATA SAYA MASIH
BELUM MEMAHAMI ANAK-ANAK. BERIKAN PETUNJUKKMU, AGAR SAYA BISA MEMAHAMI
ANAK-ANAK DAN MENYELESAIKAN SETIAPP PERSOALAN YANG DIHADAPI ANAK-ANAK…
Saya dengan lemes dan menahan
sabar yang akut, berbicara pelan pada anak-anak yang tidak mau cerita
persoalannya:
KALIAN PASTI TAHU, KALAU SAYA
SAYANG PADA KALIAN [ANAK-ANAK MENGANGGUK]. DAN KITA PUNYA MIMPI YANG SAMA AGAR
RKWK BISA TERUS BERDIRI. TAPI, UNTUK BERDIRI TEGAK DAN HEBAT, KITA BUTUH WAKTU
10 TAHUN. SAMPAI KALIAN BISA MERAIH CITA-CITA. SAAT ITULAH RKWK PASTI AKAN
HEBAT.
TAPI, SEMAKIN HEBAT RKWK, PASTI
AKAN SEMAKIN BANYAK COBAANNYA. SEPERTI POHON YANG MENJULANG TINGGI. PASTI AKAN
SEMAKIN BANYAK DITERPA ANGIN. COBAAN DARI LUAR PASTI DATANG. TAPI, PAK GURU
YAKIN, COBAAN DARI LUAR ITU BISA DIATASI.
COBAAN YANG SAYANG BAHAYA BAGI
POHON ITU COBAAN DARI DALAM. ADA HAMA. RUSAK. KEMUDIAN POHON TUMBANG. SAMA
COBAAN KITA DARI DALAM ADALAH: KESOMBONGAN PAK GURU, KEANGKUHAN PAK GURU,
PERMUSUHAN KALIAN, PERPECAHAN KALIAN. ITU BISA BUAT RKWK HANCUR.
MAKA, KALAU ADA MASALAH SOAL
KITA. SOAL RKWK. HARUS KITA BICARAKAN….
Anak-anak tetap saja
mengatakan:
TETP GAK BISA!
Saya lemes dalam keadaan lemes
[naluri buruk saya adalah rasa penasaran yang tinggi dalam segala hal].
Adzan Maghrib berkumandang dari
Mushola Sebelah RKWK. Saya segera ke mushola. Hati saya yang penasaran dan
lemes harus diredam. Saya serahkan pada-Mu, ya, Allah. Saya merasakan:
MENGELOLA SEKOLAH BUKAN HANYA
MENGELOLA PEMBELAJARAN. ADMINISTRASI. MANAJEMEN. TAPI, JUGA MENGELOLA RASA DAN
HATI. APALAGI VISI KAMI ADALAH KELUARGA [RUMAH], SEBAGAI TEMPAT ANAK-ANAK
BERBAGI IDE, GAGASAN, DAN KELUH KESAH. INILAH BERATNYA. SAAT KAMI HARUS COBA
MENANGANGI PERSOALAN ANAK-ANAK. TAPI, INILAH BEDA KAMI DENGAN SEKOLAH LAIN.
ANAK-ANAK SANGAT MENIKMATI KEKELUARGAAN KAMI. DAN DARI SINILAH KAMI BISA
MENGEMBANGKAN KECERDASAN DAN KEHEBATAN ANAK-ANAK.
Selesai maghrib, saya menemui
tamu-tamu. Saya berdiskusi dengan mereka. Saya tidak boleh tampilkan kemuraman
diri. Saya guru. Saya harus selalu bisa memotivasi dan menginspirasi mahasiswa
dana nak-anak. kita berbincang banyak sampai Isya. Sampai saya lupa saya baru
berbuka dengan segelas air putih….
Setelah sholat Isya. Di rumah
sudah kumpul anak-anak kelas 6 yang akan belajar bersama dengan kak Anis. Pukul
19.30, usai buka puasa. Saya mendatangi anak-anak. Saya sambil mengupas jeruk
saya tak tahu kenapa saya harus menemui anak-anak. sambil bawa jeruk lagi.
Tapi inilah jalan yang
ditentukan ALLAH untuk mengatasi masalah ini. Saya duduk diantara anak-anak.
Saya bagikan jeruk satu kepada anak-anak bersama-sama. Kita makan jeruk hanya
satu cuil. Tapi, nikmat. Istri saya minta mengambil jeruk lagi. Masih ada dua
buah. Kita bincang-bincang lagi. Makan jeruk 3 buah untuk 10 orang. Dapat
dibayangkan pasti hanya dapat 2 iris saja.
TAPI SANGAT NIKMAT.
Kami berbincang-bincang lagi.
Tertawa bersama. Dan bercanda. Anak-anak mulai cair. Saat itulah. Anak-anak
bercerita masalah mereka:
MEREKA BERCERITA SEMUANYA. SAYA
MENGUBAH DIRI SAYA YANG SEMULA SELALU MENYAMPAIKAN VISI. SEKARANG DIAM. SAYA
MENDENGARKAN DENGAN SAKSAMA. ANAK-ANAK PUN BERCERITA SEMUA PERSOALANNYA.
SETELAH SELESAI. SAYA MEMBERIKAN SOLUSI DENGAN CARA YANG MENYENANGKAN.
ANAK-ANAK SANGAT MENYUKAI. MASALAH ANAK-ANAK PUN TERPECAHKAN. MALAM ITU KAMI
SANGAT SENANG….
Tiga buah jeruk yang kami makan
beramai-ramai 10 orang telah jadi perantara cara Allah menyatukan saya dengan
anak-anak…sungguh bahagia, walau kami hanya makan tiga iris jeruk, tapi kami
senang karena irisan-irisan jeruk itu menyatukan hati dan mimpi kami untuk
selalu bersatu memajukan diri melalui RKWK…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar