[1]
Pagi itu, hari Minggu,
anak-anak sudah main di rumah saya. Tapi, kedatangan mereka tidak seperti
biasanya. Tampak sekali wajah:
KELELAHAN
TIDAK SEMANGAT
Saya biarkan saja anak-anak
bermain. Sedangkan saya bekerja bakti di RT. Dari tatapan anak-anak, saya
memahami ada persoalan bersama yang dihadapi anak-anak. Dan saya yakin itu bisa
jadi karen:
KECAPEKAN SEMALAM BARU LATIHAN
MENARI
KEJENUHAN BELAJAR DI RKWK
KEJENUHAN DENGAN UJIAN DI
SEKOLAH
Ini hanya sumsi saya saja.
Tapi, ini membawa persoalan pada diri saya. Saya menyadari bahwa pembelajaran
tidak selamanya bisa menyenangkan jika hati anak-anak sedang dalam keadaan
tidak enak. Dan ini bisa menular ke teman-teman lainnya. Ditambah suasana
minggu itu mendung. Sangat mendukung hati untuk mendung juga.
SAYA SANGAT SEDIH
Terpintas di hatiku yang
paranoid akut:
ANAK-ANAK BOSAN DENGAN KEGIATAN
RKWK
Ya, Alloh apa yang harus saya
lakukan. Beban saya bertambah rasanya, saat mendapat kabar lewat sms:
SALAH SATU RELAWAN YANG SUDAH
DINANTI TIDAK BISA DATANG.
Saya sampaikan ke anak-anak.
Mereka tambah lesu lagi.
DUH SAYA PUTUS ASA!
DALAM KEADAAN CAPEK. MENDAPAT
PERSOALAN SEPERTI INI RASANYA KEPERCAYAAN DIRI SEMAKIN AMBRUK. DITAMBAH ISTRI
SEDANG SAKIT. ANAK-ANAK SEDANG REWEL. RASANYA RUNTUH. APA YANG BISA SAYA
LAKUKAN UNTUK ANAK-ANAK RKWK DAN SEMUANYA.
Bayang-bayang permainan sore
nanti akan berantakan tergambar jelas di benak saya. Entah, kenapa saya
tiba-tiba punya pikiran konyol. Dalam keadaan anak-anak capek dan tidak semngat
saya mengajak mereka menari. Maksud saya supaya mereka bersemangat. Hasilnya
membuat hati menjerit:
ANAK-ANAK DINGIN MENANGGAPI DAN
PULANG SATU-SATU.
Bagaimanapun ternyata saya
manusia yang sama sekali belum memahami anak-anak.
SAYA PUTUS ASA!
Saya menenangkan diri dengan
mandi. Ikut kerja bakti kembali. Bermain dengan anak-anak sendiri. Sambil
membayangkan pembelajaran kreatif nanti sore pasti berantakan. Saya tidak bisa
berkutik. Diam dan menunggu keajaiban. Perasaan merasa gagal mendirikan RKWK
begitu menggerus perasaan.
Dalam keadaan kalut begini,
relawan Kak Anis mengabarkan akan datang ke RKWK. Hati saya melonjak gembira.
Dewi Malaikat akan menyelamatkan saya dan anak-anak dari persoalan kelelahan
ini. saya sangat berharap dia punya ide cerdas untuk mengatasi persoalan ini.
Dia pun datang saya sangat
senang.
AYO, BERMAIN!
Acara dimulai dengan menari.
Tapi…..tak satu pun anak mau menari. Saya nyaris kelimpungan. Saya
menghentikan!
AYO, BERKUMPUL!
Anak-anak duduk melingkar. Kak
Anis memberi pengantar. Tapi, Kak Anis sendiri yang baru datang, dan kebetulan
sedang berulangtahun bingung juga. Saya sendiri bingung. Anak-anak juga bingung
mau ngapain.
INI COBAAN KESEKIAAN YANG
MENIMPA RKWK!
Entah dari mana asalnya.
Barangkali dari ruh leluhur saya yang berbisik. Tiba-tiba saya memunculkan
perkataan:
KALIAN TAHU KUNTILANAK?
Anak-anak berteriak. TAHU!
TIDAK TAKUT! Dan variasai lainnya. Tapi, anak mulai melihat saya.
Anak yang sedang bĂȘte akut
malah berkomentar:
KALAU PAK GURU TAHU KENAPA
HARUS BERTANYA? JAWAB AJA SENDIRI.
Saya mencoba tersenyum.
Kemudian berkata sesuatu yang di luar dugaan anak itu.
YUPS. PAK GURU SUDAH TAHU.
TAPI, KALIAN HARUS TAHU:
ORANG BERTANYA ITU KARENA DIA
PUNYA TIGA ALASAN
[1] KARENA DIA MEMANG TIDAK
TAHU JAWABANNYA
[2] KARENA DIA INGIN MENGUJI
[3] KARENA DIA INGIN MENCOCOKAN
JAWABAN YANG BELUN YAKIN
Dia berkata: BETUL JUGA PAK
GURU!
Saya berhasil mengalahkan dia,
dan dia jadi memperjatikan saya.
SUNGGUH DI LUAR DUGAAN SAYA!
Anak-anak pun menuntut saya
untuk bercerita:
SAYA PUN BERCERITA SOAL
PENGALAMAN-PENGALAMAN MASA KECIL SAYA DENGAN HANTU-HANTU!
Subhanalloh. Semua anak diam.
Terkesima. Kedap-kedip. Semunya mendengarkan saya penuh sekasama. Berteriak
jika kaget. Tertawa jika lucu.
SATU JAM LEBIH SAYA BERHASIL
MENGHIPNOTIS ANAK-ANAK
Mereka puas dan ingin disambung
lagi ceritanya. Sampai ingi sekali mengunjungi desa saya.
YA, ALLOH SAYA BERHASIL.
MENGALAHKAN DIRI SAYA SENDIRI. MENGALAHKAN KEBETEAN ANAK-ANAK.
Ana-anak tiba-tiba antusias.
Senang. Saat itulah saya berteriak:
BERMAIN KITA HARI INI KAN
MENARI.
SIAP MENARI?
Serentak anak-anak berteriak:
SIAP!
Kami menari bersama!
Saya terharu. Saya tidak
menyangka bisa begini akhirnya. Saya meneteskan airmata. Saya kembali
bersemangat lagi dengan RKWK. Untuk menceriakan anak-anak dengan bermain.
[2]
Setelah semuanya pada pulang.
Saya berdiskusi dengan istri soal permasalahan ini. Hasilnya:
ANAK-ANAK ITU JENUH DENGAN
MENARI, MENULIS, BERMAIN.
Maka saat saya mendongeng,
tentang pengalaman yang dekat dan mistis. Mereka sangat senang. Sungguh, itu
pekerjaan saya dan relawan untuk selalu bisa memberikan pengalaman-pengalaman
yang menakjubkan pada anak, sehingga anak-anak tidak merasa bosan.
INILAH PEKERJAN RUMAH RKWK
Malam hari, saya merasa perlu
untuk memperbaik kurikulum untuk tahun 2014. RKWK harus lebih kreatif dan
eksploratif lagi dalam pembelajaran. Sehingga anak-anak tetap memandang bahwa
RKWK selalu menakjubkan karena menghadirkan pengalaman-pengalaman mengesankan
yang tidak pernah dilalui anak-anak.