Saat SD saya punya teman yang sangat jenius. Tapi, dia tampak
kejeniusannya saat duduk di SMP. Jadi saat di SD rasanya biasa saja. Dan, saya
juga punya teman jenius lainnya saat di bangku kuliah. Tapi, saat duduk di SD –
SMA sungguh tak punya prestasi. Saya pun bertanya:
KENAPA BISA DEMIKIAN?
Apakah anak yang di SMP cerdas itu saat di SD tak cerdas?
Apakah anak yang di bangku kuliah cerdas saat SD – SMA tak
cerdas?
Tentu saja tidak! Tapi kenapa bisa demikian?
Jawaban awal saya: Ini terjadi karena ada PEMBELAJARAN YANG
KELIRU!
Kenapa bisa? Saya coba menjelaskan sedikit!
Banyak buku yang menjelaskan pengertian pembelajaran. Namun,
dari berbagi sumber, saya kok meyakini dan menyukai definisi pembelajaran:
SEBAGAI PROSES PENGKONDISIAN BELAJAR!
Saat guru mengajar, tugas utamanya adalah mampu
mengkondisikan siswa dan anak-anaknya untuk memberdayakan kecerdasannya dalam
belajar memahami materu belajar yang disampaikan guru.
Jadi: jika guru mengajar, tetapi siswa atau anaknya tak ada
yang konsentrasi. Pada rebut sendiri. Tidak memperhatikan. Tida ada
optimalisasi kecerdasan dalam memahami materi, maka itu namanya BUKAN
PEMBELAJARAN! Itu NGOMONG DEWEK-DEWEK.
Barangkali inilah yang terjadi pada kasus di atas. Saat ada
anak di SMP cerdas, tetapi di SD biasa, sebab utamanya adalah WAKTU DI SD TAK
ADA PEMBELAJARAN YANG MAMPU OPTIMALKAN KECERDASAN ANAK ITU. Begitu juga yang
saat kuliah cerdas, tetapi di SD – SMA tak cerdas pun demikian.
SUNGGUH KITA SEBAGAI GURU HARUS HATI-HATI! JANGAN SAMPAI
GAGAL MELAKUKAN PEMBELAJARAN! JIKA GAGAL SECAPEK APAPUN KITA MENGAJAR PASTI TAK
AKAN BISA OPTIMALKAN KECERDASAN ANAK-ANAK.
Simak ilustrasi ini:
Orang tua sering ingin anaknya belajar. Orangtua pun menyuruh
belajar. Adakan les tambahan dan sebagainya. Tapi, di rumah ia hanya
marah-marah menyuruh, sedangkan ia sendiri di rumah hanya nonton tivi,
ngerumpi, tak sediakan buku-buku, jelas di rumah tak ada PENGKONDISIAN BELAJAR,
maka walaupu orangtua memerintah terus SUNGGUH TAK ADA RUNG BELAJAR DI RUMAH
ITU.
Tapi:
Jika di rumah orangtua tak pernah menyuruh belajar, tetapi ia
selalu membaca buku, menyediakan buku dan alat gambar, tidak main gadget terus,
tidak nonton tivi, saya yakin anak dengan sendirinya akan BELAJAR ikutan
orangtuanya. Di sini, sekalipun taka da perintah belajar, tapi INILAH RUMAH
PEMEBALAJARAN.
Jadi, jika anak-anak kita sekarang tidak suka membaca, tidak
suka berhitung, tidak sukan belajar. Sebab utamanya adalah:
MEMANG KITA TELAH GAGAL MEMAHAMI ARTI PEMBELAJARAN
SEPERTI SAYA JELASKAN DI ATAS.
Maka, sepertinya perlu instropeksi diri.
Di sinilah, sumber kegagalah belajar.
Saya masih ingat: di Rumah Kreatif Wadas Kelir[RKWK]
anak-anaknya dulu sepertinya kurang minat membaca, tetapi setelah ada
perpustakaan, buat aturan siapa yang membaca sepuluh buku dapat hadiah, ada
pembiasaan membaca 15 menit sebelum belajar, ada hari membaca, semua
dikondisikan membaca.
Hasilnya:
MEMBACA SUDAH JADI KEBIASAAN ANAK-ANAK.
DARI SINILAH PEMBELAJARAN ITU DIMULAI….KELAK ANAK-ANAK TAK
AKAN LUPA DENGAN ILMU HASIL BACAANNYA…