Konsep
ini saya kembangkan dari kenyataan anatomi otak manusia [anak-anak] yang
terdiri atas tiga bagian, dan setiap bagian memiliki cara pemuasannya yang
khas:
OTAK
DEPAN: Sangat Menyukai Hal Baru yang Menyenangkan.
OTANG
TENGAH: Sangat Menyukai Hal yang Menantang.
OTAK
BELAKANG: Sangat Menyukai Hal yang Nyaman.
Belajar
adalah pemenuhan atas ketiga kebutuhan otak tersebut. Untuk itu, dalam belajar
kebutuhan tiga otak tesebut harus dipenuhi, Maka belajar itu harus:
BARU-MENYENANGKAN, MENANTANG, DAN NYAMAN BAGI ANAK.
Baru-menyenangkan
berarti dalam pembelajaran anak harus disuguhi pengalaman yang
baru-menyenangkan, menantang, dan nyaman. Dari ketiga hal ini saya
mengembangkan permainan: TTS [Teka-teki silang] yang dari jawaban TTS saya
kembangkan jadi MENULIS PUISI dan DISUDAHI DENGAN MEMBACA SANTAI.
TTS
Konsep
TTS ini saya dasari dari kenyataan bahwa anak-anak suka menebak. Menebak dengan
TTS menjadi pengalaman yang baru dan menyenangkan bagi anak-anak. Bisa jadi
anak-anak sudah biasa mendengar bahkan mengisi TTS. Tapi, bila pengisian TTS
dikemas dengan hal yang menantang, menantang untuk ditebak dan menantang dalam
berkompetisi dengan teman-temannya, maka bermain TTS jadi sangat menyenangkan.
Hasilnya,
saya menjumpai anak-anak jadi antusias mengisi TTS. Anak-anak berteriak senang
saat bisa menjawab. Berteriak sedih juga saat kesusahan menjawab. Mereka terus
tertantang untuk menyelesaikan TTS, dan menjadi yang tercepat.
INILAH
BELAJAR YANG MENYENANGKAN!
MENULIS PUISI
Beberapa
anak pun bisa menyelesaiakan TTS itu. Tampak keceriaan dan kesenangan yang
diekspresikan dengan kebanggakan. Saya pun terjun langsung memberikan rasa
nyaman dengan membantu menemukan jalan keluar dan memberikan apresiasi. Anak-anak
berteriak sennag penuh antusias.
Waktu
selesai. Saya pun mencocokkan jawabannya. Anak-anak berteriak senang saat
jawaban mereka benar. Dan tetap senang walaupun jawabannya salah. Semua anak
senang.
Dari
jawaban TTS itu, kemudian anak-anak ditantang dengan menyusunnya menjadi puisi.
TTS itu sudah dibuat tematik, yaitu dengan tema kemerdekaan. Maka, anak-anak
mengembangkan setiap kata dari jawaban TTS menjadi kalimat metaforis yang menyusun
puisi. Hasilnya, bagi saya lumayan dibanggakan. Semua anak mulai dari kelas 1
SD sampai SMP dapat menulis puisi dengan baik.
GAPAIAN
BANGSA INDONESIA
Garuda
akan terbang tinggi demi Indonesia
Angkasa
telah menantimu
Negara
Indonesia menjadi kebanggaan yang tak terlupakan
Kita bagai
batang tiang negeriku
Airmata
satu per satu menetes terharu karena kemerdekaan
Asa
hanyalah rasa lemah tanpa tulang
Dalam satu
bangsa semangat yang berdiri
Rakyat
akan selalu makmur menerimanya
Aku ingin
Indonesia maju dan merdeka
Dengan
pahlawan yang berani maju sebagai pendekar bangsa
[Karya
DWI PUSPITASARI, siswa kelas 5 SD]
GARUDAKU
Garuda
kau adalah lambing negaraku
Angkasa
kau adalah langit tertinggiku
Negara
kau adalah tempat tinggalku
Kita adalah
rakyat Indonesia
Airmata
terus mengalir diwajahku
Aku
tak akan berputus asa demi Indonesia
Dalam mimpi
kecilku
Rakyat
tertawa menjadi Indonesia
Aku
akan menjadi rakyat terbaik
Aku akan
menjadi pahlawan
[Karya
KANZ MAKHFIY HERUDIAN, Siswa kelas 2 MI]
INDONESIA
Garuda
sudah terbang ke atas langit
Dalam angkasa
yang mulai membiru
Negara
tampak penuh kemenangan
Kita pun
akan mengarungi nasib
Walaupun
airmata selalu menetes dan membendung
Hanya
asa yang selalu menggulung tubuh mungilku
Dalam mangkuk
kesengsaraan
Rakyat
pun berenang menuju kemerdekaan
Aku akan
terus berjuang negeriku
Demi jasa
pahlawanku di atas senja sana
[Karya
NANDA RAKHMAH HIDAYAH, Siswa Kelas 6 SD]
NEGERI
DI ATAS LANGIT
Garuda
yang terbang
Tak terlihat
oleh angkasa
Negara
sungguh tertatih
Melihat
kita dalam sengsara
Airmata
menjadi darah
Darah menjadi
airmata
Gelombang
asa telah terbang
Dalam duka
Kesengsaraan
rakyat yang terluka
Membuat
semangatku tersentuh
Untuk menjadi
pahlawan pembela negara
[Karya
WIWI SUSANTI, Siswa Kelas VII SMP]
IMPIANKU
PADA INDONESIA
Jiwa
yang kuat terbang di atas sayap garuda
Impian
berlayar di angkasa yang luas
Harapan
dirangkul oleh negara yang kokoh
Kita
selalu menderita demi meraih kemerdekaan
Mengeluarkan
airmata yang membeku dalam panasnya jiwa
Asaku
mengiringi hari-hari
Dalam meraih
kemerdekaan Indonesia
Yang kita
dapat dengan keringat rakyat
Akan kukenang
semangat perjuangan
Para pahlawan
yang tak bisa tergantikan oleh beribu bintang di langit
[Karya
INDAH NUR HAPSARI, Siswa kelas VII SMP]
GARIS
LINTANG PAHLAWANKU
Garuda
terbang di angkasa impian
Anganku
terjaga oleh beribu bintang
Negera
merdeka dibangun di atas
Pondasi
pembela tanah air surga
Seperti
embun pagi hari yang memberi merdeka
Dalam
dua sayap garuda terdapa asa yang kuat
Menggapai
sejuta bintang dalam negeriku tercinta
Dalam mimpi
rakyatku di tulang rusuknya
Aku adalah
jiwa yang kuat
Mengangkat
garis lintang hati pahlawanku
[Karya
AISAH NUR OKTAVIA, Siswa kelas VII SMP]
ASA
UNTUK MERDEKA
Garuda
membawa jiwa dan semboyan bangsa
Menghiasi
angkasa yang gelap
Negara
yang kubanggakan
Kita yang
telah merdeka
Tertetes
airmata seorang ibu
Asa
untuk merdeka telah tercapai
Dalam hati
bahagia
Seluruh
rakyat merdeka dari kesusahan
Aku bangga
jadi anak Indonesia
Pahlawan
rela kehilangan segalanya
[Karya
LUTFIAH GUNANSYAH, Siswa Kelas VIII SMP]
Masih
banyak lagi, puisi-puisi di atas dikembangkan dari jawaban TTS kata: Garuda,
Angkasa, Negara, Kita, Airmata, Asa, Dalam, Rakyat, Aku, dan Pahlawan. Dan dengan
kreativitas yang menyenangkan telah menjadi puluhan variasi puisi yang
menakjubkan.
Puisi-puisi
di atas selanjutnya dibacakan oleh setiap anak satu per satu. Dan saya langsung
memberikan penilaian berupa penghargaan bintas atas puisi yang paling baik.
Anak-anak merasa aman, senang, dan tertantang untuk menjadi yang terbaik.
SUNGGUH
MENAKJUBKAN PEMBELAJARAN YANG DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN ANATOMI OTAK
MANUSIA.
MEMBACA ESAI
Usai
membaca puisi, saya mengajak anak-anak rileks. Sambil rileks. Anak-anak membaca
esai tentang Indonesia. Tugas anak-anak dalam membaca adalah menemukan
kata-kata yang tidak diketahu artinya.
Anak-anak
yang sudah membaca kemudian langsung mengerubungi saya. Anak-anak pun bertanya
arti kata-kata yang tidak dipahami. Saya menjelaskannya dengan cara-cara yang
bersahabat. Saya yakin, perbendaharaan kata anak bertambah. Wawasan anak
bertambah soal Indonesia.
MENULIS ESAI
Dalam
pembelajaran yang sudah saya rancang, setelah anak membaca, setelah anak dapat
pengetahuan. Saya akan menguji dan menantang dengan menulis esai. Tapi, waktu
tidak mencukupi. Anak-anak terlalu antusias. Dan saya kewalahan.
Menulis
esai akan saya kembangkan lain hari.
Saya
puas dan bahagia dengan pembelajaran kali ini.
Kalau
sudah demikian, sungguh indah menjadi guru. Seharian saya merancang
pembelajaran yang menarik bagi anak lumayan berhasil sebabnya satu, saya
dipertemukan dengan tulisan tentang anatomi dan kebutuhan otak anak-anak.
SUNGGUH
MENAKJUBKAN!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar