[1] HERU KURNIAWAN
HERU KURNIAWAN, Lahir Brebes, 22 Maret 2013 [Anak Pertama dari Empat Bersaudara]. Ayah Sutrisno [Guru dan Petani] Ibu Wisriyati [Ibu Rumah Tangga]. Sejak Kecil Bergabung dengan "Teman-teman dalam Sekolah-sekolah" yang diadakan Bapak Sendiri [Ini Menginspirasi Saya Mendiririkan Rumah Kreatif Wadas Kelir]. SD - SMA diselesaikan di Desa Kelahiran Pamengger - Kecamatan Jatibarang - Kabupaten Brebes.
Merantau ke Purwokerto pada tahun 2000, untuk menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Lulus tahun 2004 - 2005 tidak membuat Saya Puas. Saya Kembali melanjutkan Pencarian Ilmu di Universitas Gadjah Mada 2006 - 2009. Saat itu berpikir ini adalah Ilmu terakhir yang Saya Peroleh. Tapi, Masih juga belum Puas, tahun 2010 - 2011 Saya kembali melanjutkan pencarian Ilmu di Universitas Sebelas Maret. Belum juga Puas, Ingin sekali mencari ilmu di negeri lain...
Dengan Meneliti Sastra Anak, membuat Saya Jatuh Cinta pada Dunia Anak. Saya pun Mendirikan RUMAH AJAIB tahun 2012, dan Sekarang Berkembang dan Berganti Nama RUMAH KREATIF WADAS KELIR. Membangun Mimpi dari Rumah Kecil tempat Anak-anak Bermain dan Berkreativitas. Di Rumah Kreatif Ini Saya Sedang Berguru pada Anak-anak. Bersama Para Relawan Saya Membangun Persahabtan dan Keluarga.
Dalam Rumah Kreatif Wadas Kelir Inilah seabrek kegiatan saya jalani: Mengajar dari Anak-anak sampai Mahasiswa, Menulis, Membaca, Jalan-jalan....Waktu Keseharian Saya Habis bersama Anak-anak. Bermain Bersama Mereka.
Anak adalah Guru Spiritual dan Intelektual Saya. Anak adalah Filosof yang Tak Tertandingi...
[2] TITI ANISATUL LAELY
TITI
ANISATUL LAELY, Lahir di Banyumas, 15 Desember
1993 [Anak Terakhir dari Tiga Bersaudara], Ayah Abdullah Mufid Kusli [kuli bangunan] dan Ibu Rofingah [ Ibu Rumah Tangga]. Sejak kecil
saya hidup dengan kesederhanaan dan membantu pekerjaan orang tua. Saya dididik
menjadi anak yang mandiri [Ini yang membuat saya menjadi pribadi yang cukup
mandiri]. Berinisiatif untuk berjualan kue, es, hingga makanan ringan dimulai
dari kelas 4 di SD Negeri 1 Pageraji.
Itu yang membuat saya dikenal sebagai dagangan berjalan oleh
teman-teman. Itu juga yang membuat saya
termotivasi untuk menempuh pendidikan lebih tinggi dari teman-teman saya. Saya
pun menjadi semangat belajar dan selalu mendapatkan ranking 1 dan 2 serta
mengikuti berbagai macam perlombaan mewakili sekolah. Saya melihat begitu keras usaha guru-guru
pembimbing saya untuk melatih saya dalam mempersiapkan perlombaan. Semenjak
saat itu saya mulai ingin bercita-cita sebagai guru. Karena kebaikan,
keikhlasan dan kesabaran mereka dalam menghadapi tingkah laku kami yang tak
selalu baik.
Saya bersekolah di SD Negeri 1 Pageraji, SMP
Negeri 1 Ajibarang, MAN 2 Purwokerto dan sekarang di STAIN Purwokerto Jurusan
Tarbiyah Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Saya terbiasa dengan
aktivitas-aktivitas organisasi sekolah. Karena Kepala Sekolah waktu saya SD
selalu memotivasi saya, saya selalu ingin mengikuti semua organisasi atau pun
ekskul yang ada di sekolah. Berawal dari SMP yang mempunyai 24 ekstrakurikuler
membuat saya tak mau menyia-nyiakannya. Saya pun mencobanya secara bergantian.
Walaupun hasilnya menjadi 3 ekskul yang saya ikuti karena keterbatasan waktu
dan jam yang bertabrakan. Hingga di MA saya pun mengikuti banyak kegiatan.
Tapi setelah kuliah saya mengurungkan niat saya
untuk mengikuti kegiatan di kampus, karena belum ada yang mengena dihati saya.
Hingga akhirnya menemukan Sekolah Kepenulisan STAIN Press yang mengarahkan saya
untuk selalu menulis dan Rumah Kreatif
Wadas Kelir.
Kecintaan saya terhadap anak-anak terbangun saat
saya berada di Rumah Kreatif Wadas Kelir sebagai relawan yang mengajarkan bermain
Logika Matematika. Melihat anak-anak yang lugu dan lucu dengan sifatnya yang
jujur. Dari sini saya menjadi lebih yakin dan tertarik menjadi seorang guru.
Khususnya untuk anak-anak. Disini timbul keyakinan bahwa saya harus mengabdi
untuk anak-anak. Karena dari mereka saya mangajar dan belajar. Kita membangun
mimpi-mimpi bersama yang akan diwujudkan bersama. Saya pun jatuh cinta ingin
mengetahui psikologi anak lebih dalam, sehingga saya bisa memahami setiap
karakter mereka. Menjadi Relawan di Rumah Kreatif Wadas Kelir membuat saya kaya
rasa dan kaya pengetahuan.
[3] MAHROSO DOLOH
MAHROSO DOLOH, Lahir di Patani Thailand Selatan, 24
Februari 1992 [Anak Kedua dari Empat Bersaudara]. Ayah Kosim Doloh [Pedagang]
Ibu Zainab Haning [Ibu Rumah Tangga]. Sejak saya masuk SMA saya mulai tertarik
dengan bahasa Melayu, setelah saya lulus SMA saya melanjutkan studi di Program
Studi Mass Communication Ramkhamhaeng Universiti Bangkok Thailand.
Setelah satu tahun kemudian saya mengikut seleksi atau ujian untuk mendapatkan
beasiswa di Indonesia, setelah saya mengikuti seleksi tersebut, Allhamdulilah saya
diterima. Jadi sekarang saya sedang melanjutkan studi di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan. Setelah beberapa bulan saya di
Indonesia membuat saya tertarik kepada Bahasa Indonesia, jadi sekarang saya sudah jatuh
cinta kepada Bahasa Indonesia, dan jatuh cinta kepada Sastra Indonesia sehingga
membuat saya suka menulis cerita dan sajak-sajak atau puisi.
Tahun kedua saya di Indonesia banyak
kegiatan-kegiatan yang saya ikuti, diantaranya saya
diminta mengajar Bahasa Thailand di SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto. Jadi lebih kurang dua bulan saya
mengajar di SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto, karena kebetulan Para guru dan siswa di sekolah tersebut ada rencana untuk
berkunjung ke Negara
Thailand. Berikutnya saya diminta mengajar di suatu tempat anak-anak belajar, yaitu di
Rumah Kreatif Wadah Kelir. Setelah saya ikut bergabung menjadi warga RKWK, saya menjadi lebih akrab dengan warga Indonesia dan di
RKWK saya bisa belajar banyak hal, baik dalam menulis puisi, cerita, dan saya
juga bisa belajar untuk menjadi seorang guru yang menyenangkan anak-anak. Sampai sekarang dan seterusnya saya tetap di
RKWK untuk memajukan anak-anak yang belajar di RKWK atau yang di tempat lain.
Dengan rasa cinta yang ada pada diri
saya terhadap bahasa dan Sastra Indonesia membuat saya relakan diri untuk beraktif di RKWK karena
selain saya mengajar bahasa Thailand, saya juga bisa belajar banyak hal di
RKWK. Adanya KRWK membuat saya lebih ceria dan lebih senang karena bisa bermain
dan belajar dengan anak-anak di RKWK dan sekarang saya tercatat sebagai salah
satu relawan di RKWK untuk memajukan anak-anak dan sekaligus juga untuk membuat
anak-anak lebih pretasi.
Berilmu dan berbagi ilmu adalah suatu
yang bisa dikatakan sodakoh jariah. Jadi saya yakin apa yang saya lakukan
terhadap RKWK akan membuat anak-anak dan saya sendiri lebih berkualitas dan
lebih berprestasi. Walaupun kita berbeda bangsa Negara, tapi kita punya niat
dam mimpi yang sama, demikian saya Mahroso Doloh berjanji bahwa tulus dan ikhlas untuk memajukan dan mencerdaskan anak-anak Indonesia.
I like it
BalasHapusprofil yang inspiratif :)
BalasHapus