PELAJARAN TAK PENTING!
MANdI DI SUNGAI RAMAI-RAMAI & TAMSYA KE PETERNAKAN SAPI!
1.
"Pak Guru, mau tamsya kok bayarnya cuma 5 ribu? Apa cukup?"
"Bismmillah. Semoga cukup. Lagian ini bukan tamsya. Ini main-main. Kan hanya mandi di sungai dan lihat sapi."
"Terus beras satu gelas dan satu telur buat apa?"
"Buat makan ramai-ramai."
"Sayurnya?"
"Itu di kebun banyak pepaya muda. Nangka. Daun Ubi. Murah kan. Tapi karena dimakan bersama-sama pasti enak."
ANAK TERSENYUM PUAS!
2.
"Pak Guru aku takut air dan dingin. Ikut tidak ya?"
"Boleh ikut boleh tidak. Tapi lebih baik ikut saja. :Lihat saja teman-teman mandi di sungai."
"Iya, Pak Guru."
Setelah teman-temannya mandi. Penuh gembira.
"Pak Guru, boleh coba mandi."
"Ayooo, dicoba."
Anak langsung lepas baju. saya gendong. terjun ke air.
"Wah..asyikkke illllll."
SAYA TERSENYUM SENANG.
3.
Saat di sungai satu anak menangis.
"Pak Guru aku takut.".teriaknya sambil terisak-isak saat hampir terbawa arus.
"Jangan takut, kan pak guru relawan dan pak Rt menjaga. AYo berani. Terus berjalan di air lawan arus terus melangkah. Ini melatih keberanian kita. pasti asyik.."
Anak terus menangis. Kemudian istirahat. Selang beberapa saat.
"Pak Guru asyik!"
Mata saya terbelalak. Ia yang ketakutan sedang berenang. Sampai berkali-kali.
Sampai di dekatku dia bilang:
"Pak Guru asyik sekali. Aisah belum pernah mandi disungai seperti ini sampai sebesar ini."
SAYA MENYENGIR SEPERTI SAPI!
4.
Saat di peternakan sapi. Saat anak-anak sedang merendam kaki dan kaki mereka digigit ikan terapi. Sudah hampir setengah jam mereka duduk asyik. Cekaka-cekikik. kegelian
"Ayo, pulang...."
"Gak mau Pak Guru....Nanti.."
Lohh... saya tersenyum senang. Saya dan Relawan sudah bisa memberikan pengalaman yang menakjubkan bagi anak-anak.
"Tapi angkotnya sudah datang."
"Anak-anak keluar dari kolam dengan wajah cemberut.
SAYA TERTAWA GELI. SENANG.
Dibelakangku anakku berteriak.
"Pak Guru besok beli ikan melem yang banyak untuk ditaruh di RKWK buat terapi kaki.."
Ha.......32842375387uefriufheiu,,_*$#&&#^#&^$#%$^
5.
Malam hari. orangtua anak bercerita.
"Kata anakku tadi siang acaranya asyik banget."
"Ah, hanya main-main saja Pak."
"Katanya ada terapi ikan."
"Kebetulan ada fasilitasnya."
"Eh, anakku malah minta kesana lagi saya ayah-ibunya.."
SAYA TERTAWA DALAM HATI
Pasti itu pengalaman yang menakjubkan!
6
Saya meyakini. Bisa jadi, pendidikan dimulai dari kemampuan kita sebagai guru untuk bisa menyuguhkan dan melibatkan anak-anak dalam setiap pengalaman yang menakjubkan. Pengalaman yang menyenangkan, tetapi juga membuat anak-anak mengerti dan memahami tenatang pentingnya:
ALAM
KEBERANIAN
PERSAHABATAN
KEBAIKAN
KESEDRHANAAN
SALING BANTU
Inilah misi saya dan relawan RKWK melakukan wisata murah kreatif di Karangnangka-
Sungguh indah
Minggu, 31 Agustus 2014
Minggu, 03 Agustus 2014
2. JURNAL PEMEBLAJARAN BERMAIN FILM SKETSA LUCU CEKIKIK ALA ANAK-ANAK RKWK
ASUMSI TEORI
Anak-anak
selalu senang hal baru. Hal yang menyenangkan dan menantang. Namun, rasa senang
anak terhadap hal baru tidak akan lebih dari tiga kali pertemuan. Sebabnya,
masa anak adalah masa eksplorasi diri.
Kita
bisa lihat, perilaku anak-anak, yang menyukai sesuatu begitu ingin. Tapi,
setelah beberapa hari bermain intens, anak kemudian jenuhy dan bosan. Sesuatu
yang disukai pun kemudian dicampakkan begitu saja.
INILAH
UNIKNYA ANAK-ANAK.
Dalam
pembelajaran pun demikian, hal yang baru selalu membuat anak senang dan
antusias. Tapi, daya tahan untuk menyukai hal baru hanya sebentar. Setelah
bosan, anak-anak akan tidak menyukai lagi.
Misalnya,
Saat
saya mengajar bermain acting film, anak-anak sangat antusias. Lima film pun
sudah dicipta. Tapi, setelah itu, saya melihat kejenuhan dan kebosanan. Saya
pun harus mengalihkannya ke hal lain yang lebih menyenangkan.
BELAJAR SKETSA FILM
Nah,
saat tampak anak mempertunjukkan kebosanan, saya pun harus putar otak. Sesaat
rasanya menjadi seniman hebat yang sedang menkonsep sebuah pertunjukkan maha
dahsyat.
Menulis
sudah dilakukan kemarin dua kali. Jika menulis lagi maka anak-anak akan bubar.
Filam juga terlalu jenuh barangkali.
IDE
HINGGAP: SKETSA FILM LUCU.
Ya,
saya ingin anak-anak membuat film pendek yang lucu sambil jalan-jalan. Pasti
menyenangkan.
Saya
pun mengajak anak langsung jalan-jalan. Setiap ada benda yang unik dan menarik
saya mengajak anak-anak untuk bermain film sketsa yang lucu.
SAAT
LIHAT GEROBAK,
Saya
dan anak-anak pun mendesain filmnya jadilah film sketsa yang lucu dengan acting
anak-anak yang spontan dengan saya sebagai sutradara.
ANAK-ANAK
LIHAT BECAK,
Muncul
ide dan langsung disketsakan filmu lucu soal becak.
Dan
seterusnya, tidak saya sadari dalam durasi 1, 5 jam anak-anak kemudian bisa
membuat 5 film lucu yang dalam proses pembuatannya pun membuat kami tertawa
terpingkal-pingkal. Masyarakat juga ikut menonton dan tertawa juga.
Kami
sangat menikmati. Anak-anak tampak senang dan gembira. Sungguh indah bagi saya
sebagai guru jika sudah bisa mengajar dengan menyenangkan dengan hasil yang
menakjubkan.
KARENA
INILAH PRINSIP PEMBELAJARAN KREATIF.
Film-film
hasil belajar sketsa ini bisa disaksikan di youtube dengan mengetik rumah
kreatif wadas kelir.
ANAK-ANAK
RKWK ADALAH HARTA HARTA KEKAYAANKU!
BELAJAR
ADALAH CARAKU UNTUK MENGGUNAKAN HARTA KEKAYAANKU DENGAN SEBAIK-BAIKNYA.
AGAR
TAMBAH MELIMPAH DAN BERKAH
AMIN.
Jumat, 01 Agustus 2014
1. PEMBELAJARAN KREATIF Bermain TTS-Menulis Puisi-Membaca
Konsep
ini saya kembangkan dari kenyataan anatomi otak manusia [anak-anak] yang
terdiri atas tiga bagian, dan setiap bagian memiliki cara pemuasannya yang
khas:
OTAK
DEPAN: Sangat Menyukai Hal Baru yang Menyenangkan.
OTANG
TENGAH: Sangat Menyukai Hal yang Menantang.
OTAK
BELAKANG: Sangat Menyukai Hal yang Nyaman.
Belajar
adalah pemenuhan atas ketiga kebutuhan otak tersebut. Untuk itu, dalam belajar
kebutuhan tiga otak tesebut harus dipenuhi, Maka belajar itu harus:
BARU-MENYENANGKAN, MENANTANG, DAN NYAMAN BAGI ANAK.
Baru-menyenangkan
berarti dalam pembelajaran anak harus disuguhi pengalaman yang
baru-menyenangkan, menantang, dan nyaman. Dari ketiga hal ini saya
mengembangkan permainan: TTS [Teka-teki silang] yang dari jawaban TTS saya
kembangkan jadi MENULIS PUISI dan DISUDAHI DENGAN MEMBACA SANTAI.
TTS
Konsep
TTS ini saya dasari dari kenyataan bahwa anak-anak suka menebak. Menebak dengan
TTS menjadi pengalaman yang baru dan menyenangkan bagi anak-anak. Bisa jadi
anak-anak sudah biasa mendengar bahkan mengisi TTS. Tapi, bila pengisian TTS
dikemas dengan hal yang menantang, menantang untuk ditebak dan menantang dalam
berkompetisi dengan teman-temannya, maka bermain TTS jadi sangat menyenangkan.
Hasilnya,
saya menjumpai anak-anak jadi antusias mengisi TTS. Anak-anak berteriak senang
saat bisa menjawab. Berteriak sedih juga saat kesusahan menjawab. Mereka terus
tertantang untuk menyelesaikan TTS, dan menjadi yang tercepat.
INILAH
BELAJAR YANG MENYENANGKAN!
MENULIS PUISI
Beberapa
anak pun bisa menyelesaiakan TTS itu. Tampak keceriaan dan kesenangan yang
diekspresikan dengan kebanggakan. Saya pun terjun langsung memberikan rasa
nyaman dengan membantu menemukan jalan keluar dan memberikan apresiasi. Anak-anak
berteriak sennag penuh antusias.
Waktu
selesai. Saya pun mencocokkan jawabannya. Anak-anak berteriak senang saat
jawaban mereka benar. Dan tetap senang walaupun jawabannya salah. Semua anak
senang.
Dari
jawaban TTS itu, kemudian anak-anak ditantang dengan menyusunnya menjadi puisi.
TTS itu sudah dibuat tematik, yaitu dengan tema kemerdekaan. Maka, anak-anak
mengembangkan setiap kata dari jawaban TTS menjadi kalimat metaforis yang menyusun
puisi. Hasilnya, bagi saya lumayan dibanggakan. Semua anak mulai dari kelas 1
SD sampai SMP dapat menulis puisi dengan baik.
GAPAIAN
BANGSA INDONESIA
Garuda
akan terbang tinggi demi Indonesia
Angkasa
telah menantimu
Negara
Indonesia menjadi kebanggaan yang tak terlupakan
Kita bagai
batang tiang negeriku
Airmata
satu per satu menetes terharu karena kemerdekaan
Asa
hanyalah rasa lemah tanpa tulang
Dalam satu
bangsa semangat yang berdiri
Rakyat
akan selalu makmur menerimanya
Aku ingin
Indonesia maju dan merdeka
Dengan
pahlawan yang berani maju sebagai pendekar bangsa
[Karya
DWI PUSPITASARI, siswa kelas 5 SD]
GARUDAKU
Garuda
kau adalah lambing negaraku
Angkasa
kau adalah langit tertinggiku
Negara
kau adalah tempat tinggalku
Kita adalah
rakyat Indonesia
Airmata
terus mengalir diwajahku
Aku
tak akan berputus asa demi Indonesia
Dalam mimpi
kecilku
Rakyat
tertawa menjadi Indonesia
Aku
akan menjadi rakyat terbaik
Aku akan
menjadi pahlawan
[Karya
KANZ MAKHFIY HERUDIAN, Siswa kelas 2 MI]
INDONESIA
Garuda
sudah terbang ke atas langit
Dalam angkasa
yang mulai membiru
Negara
tampak penuh kemenangan
Kita pun
akan mengarungi nasib
Walaupun
airmata selalu menetes dan membendung
Hanya
asa yang selalu menggulung tubuh mungilku
Dalam mangkuk
kesengsaraan
Rakyat
pun berenang menuju kemerdekaan
Aku akan
terus berjuang negeriku
Demi jasa
pahlawanku di atas senja sana
[Karya
NANDA RAKHMAH HIDAYAH, Siswa Kelas 6 SD]
NEGERI
DI ATAS LANGIT
Garuda
yang terbang
Tak terlihat
oleh angkasa
Negara
sungguh tertatih
Melihat
kita dalam sengsara
Airmata
menjadi darah
Darah menjadi
airmata
Gelombang
asa telah terbang
Dalam duka
Kesengsaraan
rakyat yang terluka
Membuat
semangatku tersentuh
Untuk menjadi
pahlawan pembela negara
[Karya
WIWI SUSANTI, Siswa Kelas VII SMP]
IMPIANKU
PADA INDONESIA
Jiwa
yang kuat terbang di atas sayap garuda
Impian
berlayar di angkasa yang luas
Harapan
dirangkul oleh negara yang kokoh
Kita
selalu menderita demi meraih kemerdekaan
Mengeluarkan
airmata yang membeku dalam panasnya jiwa
Asaku
mengiringi hari-hari
Dalam meraih
kemerdekaan Indonesia
Yang kita
dapat dengan keringat rakyat
Akan kukenang
semangat perjuangan
Para pahlawan
yang tak bisa tergantikan oleh beribu bintang di langit
[Karya
INDAH NUR HAPSARI, Siswa kelas VII SMP]
GARIS
LINTANG PAHLAWANKU
Garuda
terbang di angkasa impian
Anganku
terjaga oleh beribu bintang
Negera
merdeka dibangun di atas
Pondasi
pembela tanah air surga
Seperti
embun pagi hari yang memberi merdeka
Dalam
dua sayap garuda terdapa asa yang kuat
Menggapai
sejuta bintang dalam negeriku tercinta
Dalam mimpi
rakyatku di tulang rusuknya
Aku adalah
jiwa yang kuat
Mengangkat
garis lintang hati pahlawanku
[Karya
AISAH NUR OKTAVIA, Siswa kelas VII SMP]
ASA
UNTUK MERDEKA
Garuda
membawa jiwa dan semboyan bangsa
Menghiasi
angkasa yang gelap
Negara
yang kubanggakan
Kita yang
telah merdeka
Tertetes
airmata seorang ibu
Asa
untuk merdeka telah tercapai
Dalam hati
bahagia
Seluruh
rakyat merdeka dari kesusahan
Aku bangga
jadi anak Indonesia
Pahlawan
rela kehilangan segalanya
[Karya
LUTFIAH GUNANSYAH, Siswa Kelas VIII SMP]
Masih
banyak lagi, puisi-puisi di atas dikembangkan dari jawaban TTS kata: Garuda,
Angkasa, Negara, Kita, Airmata, Asa, Dalam, Rakyat, Aku, dan Pahlawan. Dan dengan
kreativitas yang menyenangkan telah menjadi puluhan variasi puisi yang
menakjubkan.
Puisi-puisi
di atas selanjutnya dibacakan oleh setiap anak satu per satu. Dan saya langsung
memberikan penilaian berupa penghargaan bintas atas puisi yang paling baik.
Anak-anak merasa aman, senang, dan tertantang untuk menjadi yang terbaik.
SUNGGUH
MENAKJUBKAN PEMBELAJARAN YANG DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN ANATOMI OTAK
MANUSIA.
MEMBACA ESAI
Usai
membaca puisi, saya mengajak anak-anak rileks. Sambil rileks. Anak-anak membaca
esai tentang Indonesia. Tugas anak-anak dalam membaca adalah menemukan
kata-kata yang tidak diketahu artinya.
Anak-anak
yang sudah membaca kemudian langsung mengerubungi saya. Anak-anak pun bertanya
arti kata-kata yang tidak dipahami. Saya menjelaskannya dengan cara-cara yang
bersahabat. Saya yakin, perbendaharaan kata anak bertambah. Wawasan anak
bertambah soal Indonesia.
MENULIS ESAI
Dalam
pembelajaran yang sudah saya rancang, setelah anak membaca, setelah anak dapat
pengetahuan. Saya akan menguji dan menantang dengan menulis esai. Tapi, waktu
tidak mencukupi. Anak-anak terlalu antusias. Dan saya kewalahan.
Menulis
esai akan saya kembangkan lain hari.
Saya
puas dan bahagia dengan pembelajaran kali ini.
Kalau
sudah demikian, sungguh indah menjadi guru. Seharian saya merancang
pembelajaran yang menarik bagi anak lumayan berhasil sebabnya satu, saya
dipertemukan dengan tulisan tentang anatomi dan kebutuhan otak anak-anak.
SUNGGUH
MENAKJUBKAN!
Langganan:
Postingan (Atom)